Mohon tunggu...
Stephen Iskandar
Stephen Iskandar Mohon Tunggu... Dokter - Mere human living in two worlds.

Manusia biasa yang hidup dalam anugerah. Senang berkarya menuangkan pikiran dalam tulisan, sekalian rekonstruksi dan re-evaluasi isi pikiran. Hidup dalam dua dunia yang saya yakin bisa bersinergi teologi dan psikiatri.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

COVID-19 vs World Bipolar Day 2020

31 Maret 2020   01:00 Diperbarui: 31 Maret 2020   08:52 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gara-gara COVID-19, saya  yang biasanya disibukan oleh berbagai macam "perintilan" dunia residensi, dalam 2 minggu ini berubah 180% menjadi anak rumahan yang harus do everything from home.  Alhasil, banyak jadwal dan kegiatan yang harus menyesuaikan. 

Salah satu hal yang membuat sedih adalah karena ada satu acara yang kami (departemen psikiatri) persiapkan harus batal dilaksanakan. Kami berencana membuat seminar bipolar yang bertepatan dengan peringatan World Bipolar Day 2020 tanggal 30 Maret. Sayangnya momen ini tidak bisa digunakan sebagai ajang untuk meningkatkan awareness masyarakat dan mengentaskan stigma negatif terhadap bipolar.

Tidak hanya bagi kami praktisi kesehatan, bagi ODB (orang dengan gangguan bipolar) pun ada tantangan tersendiri.  

Seperti yang kita tahu, bipolar itu sederhananya seperti emotion roller coaster, but not as simply as mood swing. Saat kondisi manik, mereka gak cuma happy, tapi incredibly happy (10 from 10). Menghasilkan begitu banyak ide kreatif hingga tidak bisa tidur, bahkan nekat melakukan apapun to get the thrill. Di episode yang lain, mereka akan berada dalam kondisi depresi. Tenaga menjadi lenyap dan hidup dirasa sangat melelahkan. 

Social  distancing tidak hanya menghambat mereka untuk mengakses pengobatan reguler (psikoterapi dan obat), tapi juga support system yang sangat dibutuhkan oleh para pasien.  

Kebayangkan kan, saat mereka dalam kondisi depresi namun terisolasi sendiri di rumah. Di saat mereka perlu berinteraksi namun harus dibatasi tembok. Padahal, mereka butuh ditolong dan butuh diingatkan bahwa ada harapan bagi hidup mereka. Atau, saat mereka dalam kondis mania. Ketika  mereka kehilangan fokus karena ide-ide bermunculan, bahkan cenderung bertindak impulsif yang membahayakan, mereka butuh orang-orang sekitar yang menjadi sandaran dan menjaga mereka dari hal-hal yang tidak terprediski. 

Saya mengutip satu quote yang pas banget untuk hari World Bipolar Day ini.

True friend sticks through thick and thin, in up and down

Tetap support mereka saat naik atau turun. Social distancing bukan berarti relation disctancing. Ada banyak hal suportif yang bisa kita lakukan bagi mereka dengan ODB. Yu inisiatif! 

"COVID-19 vs World Bipolar Day 2020, you decide who's the winner." Stephen

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun