Tata Ibadah Natal Jemaat GPIB Pondok Ungu
Tema: Damai Kristus membawa sukacita dan pengharapan
Rabu, 29 Desember 2010
•Narasi dan tayangan video/pementasan peran: Indonesia Berduka
Alam menunjukkan kuasanya yang dahsyat dan menakutkan. Peristiwa air bah pada zaman Nuh bukan isapan jempol. Saudara-saudara kita di Wasior, Papua Barat merasakan penderitaan hebat saat air bah menghantam dan menghanyutkan semua yang mereka cintai.
Dalam waktu tidak lama, lagi-lagi alam bergolak. Di pagi buta, gelombang air dari dasar laut berkejaran menuju daratan kepulauan Mentawai. Hanya dalam satu kali sapuan, lenyap harta benda dan saudara terkasih. Yang tinggal hanyalah puing-puing dan linangan air mata.
Duka negeri ini tiada putusnya. Merapi menyemburkan awan panas dan material yang menghanguskan seluruh makhluk tanpa ampun. Korban berjatuhan. Kerugian tidak terhitung banyaknya. Doa pun dipanjatkan mohon pengampunan Yang Maha Kuasa.
Dosa manusia sejak kisah Adam dan Hawa tetap berlanjut. Manusia menjadi angkuh dan tidak lagi takjub kepada Sang Pencipta. Â Kekerasan merajalela di mana-mana. Manusia berada dalam belenggu kebencian, permusuhan dan keserakahan sehingga abai terhadap sesama dan lingkungan. Jika begitu, apakah yang dapat kita lakukan?
Peristiwa Natal  hendak mengajak kita untuk berlaku rendah hati dan berlaku hormat terhadap Allah Pencipta. Peristiwa Natal hendak memperbarui sukacita dan pengharapan kita tentang dunia baru yang dijanjikan Allah dan suasana damai sejahtera yang hendak dilimpahkan bagi siapa saja yang mengasihiNya. Peritiwa Natal menolong kita untuk selalu peduli terhadap sesama seperti kasih Yesus bagi semua manusia.
•Panggilan Beribadah:
P2: Allah beserta saudara