Mohon tunggu...
Stephen Sihombing
Stephen Sihombing Mohon Tunggu... Pemuka Agama - mengabdi bagi kemanusian dengan keteladanan Yesus

mengembangkan narasi iman bagi kebahagiaan umat http://sgrsihombing.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersama Menghadapi Bencana

23 Mei 2021   14:47 Diperbarui: 23 Mei 2021   14:49 2936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan: Kisah Para Rasul 11:26-30

Khotbah Minggu dalam Rangka Bulan Oikumene di HUT ke-71 PGI.

Saudara yang dikasihi Allah,

  Kekristenan awal mendapat tantangan  dari mereka yang membenci nama Tuhan Yesus. Kuasa Roh Kudus yang dianugerahkan telah menjadikan para murid pergi bersaksi tidak hanya di Yerusalem, tetapi juga ke berbagai tempat termasuk ke Antiokhia. Antiokhia adalah salah satu kota terbesar setelah kota Roma dan Aleksandria. Di kota inilah dikenal sebutan Kristen bagi murid-murid Yesus. Mengapa kekristenan menyebar sejauh 300 mil dari Yerusalem? Penganiayaan kepada murid-murid Yesus terjadi setelah pencurahan Roh Kudus atau Pentakosta, maka Petrus dan semua murid Tuhan berbicara tentang kasih Allah yang menyelamatkan melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. 

   Gereja mengalami pertumbuhan dan perkembangan luar biasa. Namun, orang Yahudi menebarkan ancaman dan menganiaya jemaat Tuhan termasuk saat mereka mereka membunuh Stefanus. Akibatnya murid-murid Yesus keluar dari Yerusalem dan pergi bersaksi tentang ke berbagai tempat termasuk ke Antiokhia.

   Perkembangan kekristenan di Anthiokia mendapat perhatian penuh dari jemaat di Yerusalem. Mereka mengutus Barnabas untuk melihat dan membina jemaat di sana. Barnabas, anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus, adalah seorang hamba Tuhan dengan karakter yang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Barnabas bahkan dalam pelayanannya berhasil membawa sejumlah orang kepada Tuhan (11:24). 

   Barnabas tidak bekerja sendirian. Barnabas melibatkan Paulus yang berada di Tarsus yang  berjarak 200 KM dari Antiokhia. Mereka mengajarkan tentang kuasa Tuhan Yesus bagi jemaat di Antiokhia. Paulus dilibatkan sebab Paulus punya pengalaman rohani dengan Tuhan Yesus dan memiliki kemampuan berteologi yang baik dalam menjelaskan siapa Yesus dan karya keselamatanNya bagi manusia. Tugas keduanya jelas: penginjilan dan pemuridan. Mereka melakukan dengan sungguh-sungguh selama satu tahun dan hasilnya pemuridan mereka memberkati jemaat Tuhan. Mereka mengerti siapa Yesus dan tanggung jawab sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan.

   Kedatangan Agabus, salah seorang nabi Tuhan, ke Antiokhia yang menubuatkan bencan kelaparan yang akan terjadi di Yerusalem pada masa Kaisar Klaudius pada tahun 46 Masehi. Kelaparan berarti tidak memadainya sumber makanan untuk mencukupi keperluan manusia. Harga yang melambung mengakibatkan  tekanan berat bagi yang menderita. Dalam hal ini, jemaat Antiokhia tidak hanya simpati dan mendukung dalam doa. Mereka juga tergerak hatinya untuk mengumpulkan dana bantuan guna menolong saudara mereka yang menderita lapar. Sebuah bukti kasih yang nyata sebagai satu persekutuan yang bertumbuh dalam firman Tuhan dan kasih Yesus.

   Sejarah perkembangan misi gereja mengajarkan kepada kita bahwa penderitaan karena nama Tuhan Yesus tidak pernah menjadikan gereja lemah dan punah. Gereja dengan penyertaan Roh Kudus, terus bersaksi dan melayani di tengah tantangan dan ancaman yang nyata. Karya Roh Kudus menguatkan hamba-hamba Tuhan untuk menjadi pelayan Tuhan yang efektif dan dapat bekerja sama bagi kepentingan Kerajaan Allah. Mereka yang bekerja melayani pekerjaan Tuhan selalu memberi waktu yang banyak bagi pekerjaan Tuhan dengan mengajarkan kehendak Allah dan melibatkan semua yang berdedikasi untuk berkarya bagi kemuliaan Allah. Gereja yang diberkati tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri tetapi juga berdampak kepada masyarakat di sekitarnya dan persekutuan dengan saudara seiman di berbagai tempat.

   Jemaat Antiokhia mengalang bantuan secara bersama menghadapi bencana kelaparan yang ada di Yerusalem. Mereka peka terhadap kebutuhan pelayanan  yang tidak dapat ditunda dengan alasan apapun  seperti belum waktunya bagi kami, kebutuhan kami pun masih banyak, kami tidak kenal siapa mereka, biar orang lain saja yang bantu atau kita cukup berdoa saja! Pemberian jemaat Antiokhia bukti karya Roh Kudus yang berkarya dalam hidup mereka dan bagaimana firman Tuhan memberkati jemaat itu untuk mau berbagi sukacita bagi saudara-saudara mereka yang berada dalam kesusahan berat.

   Di tengah sukacita HUT PGI Ke-71, kita bersyukur atas persekutuan yang sudah Tuhan hadirkan sejak 25 Mei 1950. PGI sebagai representasi gereja-gereja Indonesia telah berkontribusi dalam perjalanan kehidupan negara dan bangsa kita. PGI adalah wajah dari kekristenan kita. Kita mengambil bagian dalam gerak bersama PGI dengan turut berpatisipasi membantu saudara sebangsa yang menderita akibat bencana alam seperti banjir bandang di Nusa Tenggara Timur. Kita hidup dalam lingkungan yang selalu diperhadapkan dengan bencana, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami. Bantuan  gereja-gereja Tuhan termasuk oleh gereja Huria Kristen Indonesia, memperlihatkan kasih dan kuasa Yesus yang bekerja sehingga kita selalu dapat memberi dan memberi bagi kemuliaan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun