Surat Yakobus mengingatkan bahwa hidup kita ini fana; sementara. Hidup kita ini seperti uap (atau asap, BIS) yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (4:14). Kita hanya bisa berencana, namun kita tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi hari yang akan datang. Karena itu kita perlu mengandalkan Tuhan. Berdoa dan berharap kepada Tuhan: Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu. (4:15).
Kita hanya manusia rapuh di hadapan Allah yang Mahakuasa. Bersama kita berdoa dengan gereja-gereja se Asia, jelas jumlah yang besar; bukan dua atau tiga orang lagi), agar kuasa Allah menyelamatkan mereka yang dirawat akibat virus ini; memberkati usaha dokter, perawat dan relawan kesehatan yang membantu penanganan bagi yang sakit dan dirawat; menyertai pemerintah dengan segala kebijakan untuk melindungi seluruh masyarakat termasuk mereka yang kehilangan pekerjaan, lapar dan sakit; menyertai gereja Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi masyarakat di sekitarnya. Mari kita berdoa dan membawa pergumulan kita kepada Allah. Bencana bisa terjadi kapan saja tetapi kasih Tuhan Yesus tetap untuk selamanya (bnd. Roma 8:39). Percayalah bahwa Tuhan Yesus datang untuk menyembuhkan yang sakit dan menyelamatkan kita dari kebinasaan. Amin.
Jakarta, 25 Mei 2020