Mohon tunggu...
Stephen Sihombing
Stephen Sihombing Mohon Tunggu... Pemuka Agama - mengabdi bagi kemanusian dengan keteladanan Yesus

mengembangkan narasi iman bagi kebahagiaan umat http://sgrsihombing.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepimpinan yang Efektif

17 Februari 2019   00:46 Diperbarui: 17 Februari 2019   00:48 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.quoteambition.com


Dalam kehidupan bangsa Israel, setiap persoalan perlu diselesaikan dengan mencari petunjuk Tuhan. Maka orang yang paling tepat menjadi mediator adalah Musa, yang adalah pemimpin baru bagi bangsa Israel yang jumlahnya bertambah banyak (Keluaran 12:37 tercatat ada 600 laki-laki belum termasuk anak-anak, kaum perempuan dan berbagai orang dari berbagai suku bangsa yang ikut).
***
Musa sebagai pemimpin memperlihatkan kesungguhannya membantu masalah orang Israel (Keluaran 18: 13-16). Musa dapat bertugas dari mulai pagi sampai sore. Sebuah tugas yang mulia namun tidak efektif.

Mengapa? Sebab Musa melakukan pekerjaan yang besar itu hanya seorang diri. Musa sama sekali tidak mengerti bahwa apa yang dilakukannya bisa membuat kesehatannya menurun seperti dikatakan Yitro, bapak mertuanya: Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini (18:18).
***
Yitro menilai semua yang dikerjakan Musa dalam tugasnya sebagai pemimpin tidak baik. Sebuah kritik tajam yang memiliki kebenaran tersendiri sebab mengadili banyak orang dengan tenaga terbatas. Musa terlalu fokus dengan penanganan masalah dan tidak memiliki pemahaman cukup mengelola masalah bersama dengan orang-orang lain.

Musa ternyata belum sempurna dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.  Kritik bapak mertua sangat dibutuhkan. Yitro memberikan solusi agar Musa mendelegasikan tugasnya dengan mencari orang yang memiliki kualifikasi khusus, membina mereka, memberi kewenangan menjadi pemimpin seribu, seratus,  lima puluh dan sepuluh orang (18:21). Masalah kecil dapat mereka tangani dan yang besar ditangani Musa (18:22).
***
Kepemimpinan atau kecakapan dalam memimpin, sangat dibutuhkan baik untuk level nasional sebagai Presiden dan wakil presiden maupun untuk level lokal sebagai kepala keluarga, ibu rumah tangga dan para pelayan Tuhan Yesus di masing-masing sektor pelayanan. Kita perlu belajar dari pengalaman rohani Musa sebagai pemimpin:
***
Musa menghargai penugasannya sebagai orang yang diutus Allah sehingga saat menghadapi orang-orang yang bermasalah, maka petunjuk Tuhan menjadi penting. Dengan mengandalkan Tuhan, maka masalah seberat apapun dapat ditangani dan diperoleh penyelesaian damai.

Musa memperlihatkan diri sebagai Pemimpin rohani yang mengarahkan orang bermasalah kepada Tuhan. Dengan begitu yang dicari bukan kepentingan manusia tetapi kepentingan Allah yang menghendaki pengampunan, kejujuran dan kasih.

Bagaimana dengan kita sendiri? Sudahkah kita menjadi pemimpin yang bertanggungjawab sehingga dengan mengandalkan Tuhan kita dapat membantu menyelesaikan masalah orang lain dan membawa mereka kepada Tuhan Yesus. Apakah kita lebih suka mendoakan mereka yang bermasalah dalam doa dan menolong mereka dengan percakapan yang membangun?

Ketika kita lebih mengandalkan ego  masing-masing, maka yang terjadi ialah pertengkaran yang tidak ada akhirnya. Pertengkaran dalam keluarga Kristen atau Gereja Tuhan, jelas bukti memalukan dan kesaksian buruk. Karena itu dibutuhkan pertobatan dan pengampunan dari kita yang lemah.
***
Kritik Yitro menjadi masukan berharga untuk memperbaiki pola kepemimpinan yang efektif dan kuat. Kita bersyukur jika kita mendapat mitra yang selalu memberi penilaian jujur atas kinerja kita.

Musa menghargai masukan dari bapak mertuanya yang disampaikan dengan penuh kasih. Kita bisa melakukan hal semacam ini jika kita mau memperbaiki kualitas tugas kita dan percaya bahwa Tuhan punya maksud dengan pendapat dari orang-orang yang mengasihi kita.

Kemampuan Musa menghargai pendapat mertuanya, sebab Musa sudah melatih diri mendengar masalah orang lain. Musa tidak hanya mau menasehati tetapi juga Musa terbuka menerima nasehat orang lain. Kita menjadi berkembang dan memiliki wawasan luas sebab tantangan dan masalah selalu berubah. Jadi seorang pemimpin selalu rendah hati untuk belajar memperbaiki diri guna kebaikan bersama.
***
Yitro memikirkan kesehatan Musa sehingga tidak membiarkan Musa menjadi lelah dengan tugasnya. Musa perlu memberi kepercayaan bagi yang lain. Memberi kepercayaan merupakan tugas pemimpin setelah dilengkapi dengan pembinaan dan uraian tugas yang jelas. Sebuah penugasan yang mulia jika kita diberi kepercayaan untuk suatu tanggung jawab. Kemampuan memberi tugas menjadikan regenerasi kepemimpinan menjadi kepastian dan hal yang sangat menggembirakan.

Orang-orang muda dengan kapasitas keilmuan dan integritas dapat menjadi pemimpin berkualitas jika mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh dan percaya bahwa ada rencana Tuhan di balik semua karya pelayanan yang dilakukan. Tuhan Yesus menolong kita dengan hikmat dan kekuatan yang kita perlukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun