Â
Di era digital yang serba cepat ini, kekuatan media sosial dalam membentuk perilaku konsumen semakin tidak terbantahkan. Fenomena yang menarik perhatian adalah bagaimana seorang beauty influencer dapat menciptakan gelombang viral yang mampu mengubah landscape dan perspektif industri kecantikan dalam hitungan jam.
Salah satunya istilah #TasyaFarasyaApproved yang ramai diperbincangkan di media sosial.Produk-produk kecantikan yang mendapatkan label ini sering kali langsung viral, dan bahkan sering sold out di e-commerce. Tapi, kenapa pengaruh Tasya Farasya bisa sebesar itu?
1. Mengenal Teori Komunikasi Jarum SuntikÂ
Untuk memahami fenomena ini secara lebih mendalam, kita perlu melihat melalui lensa teori komunikasi. Salah satu teori komunikasi yang bisa menjelaskan fenomena ini adalah Hypodermic Needle Theory, atau yang dikenal juga sebagai Teori Jarum Suntik. Teori ini menyatakan bahwa pesan dari media dapat "disuntikkan" langsung ke pikiran audiens, yang dianggap sebagai penerima pasif dan mudah terpengaruh. Artinya, ketika media menyampaikan sebuah informasi, audiens akan menerimanya begitu saja, tanpa banyak mempertimbangkan atau menyaring pesan tersebut.
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Harold Lasswell pada tahun 1920-an. Lasswell dalam Effendi et al., (2023) menyebut bahwa media memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik. Dalam pandangan ini, audiens dianggap homogen, pasif, dan tidak memiliki daya tolak terhadap informasi yang disampaikan. Ketika sebuah pesan disebarkan secara masif, publik akan membentuk persepsi yang seragam terhadap isu tersebut. Gimana, menarik ya teori ini?
2. Apa Hubungan Teori tersebut dengan #TasyaFarasyaApproved?Â
Sebelum itu, yuk kita lihat sekilas siapasih Tasya Farasya itu? Tasya Farasya adalah salah satu beauty influencer paling berpengaruh di Indonesia, selain sebagai influencer Tasya juga merupakan pemilik dari beauty brand cosmetic Mother of Pearl (MOP). Tasya Farasya punya kekuatan besar dalam membentuk tren dan opini di dunia kecantikan. Review yang ia unggah di TikTok, Instagram, hingga YouTube sering dijadikan patokan oleh para beauty enthusiast. Saat Tasya memberikan label #TasyaFarasyaApproved pada sebuah produk, banyak orang langsung menganggap produk tersebut berkualitas dan layak dicoba. Kok bisa? Karena Tasya sendiri memiliki standar penilaian yang tinggi untuk mereview dan memberikan label #TasyaFarasyaApproved, banyak beauty brand yang Tasya review tapi tidak semua brand berhasil mendapatkan label itu. Jadi bisa kita lihat dalam kontennya, Tasya cenderung mereview produk dengan gayanya yang "relatable" dan "honest" sehingga audiens pun menaruh kepercayaan besar terhadap konten review yang Tasya berikan.
Contohnya, saat ia mereview salah satu product kosmetik seperti bedak di akun Instagram pribadinya, dan ia cocok dengan product tersebut, produk tersebut akan langsung viral. Bahkan, beberapa brand mencantumkan label #TasyaFarasyaApproved di katalog mereka sebagai strategi promosi. Hal ini menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan Tasya benar-benar "tersuntikkan" ke dalam benak audiens dan secara langsung membentuk persepsi mereka. Dengan pengaruh itulah, nggak heran kan kalau produk dengan label #TasyaFarasyaApproved sering sold out di e-commerce? Fenomena ini juga menjadi bukti nyata bagaimana pengaruh seorang content creator dapat melampaui ekspetasi dan menciptakan dampak yang signifikan.Â