Mohon tunggu...
STENY MUNTIR
STENY MUNTIR Mohon Tunggu... Guru - Mengajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di salah satu SMA Katolik

GURU

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi, Tahun Politik, dan Ancaman Radikalisme

21 Februari 2018   12:45 Diperbarui: 22 Februari 2018   14:17 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

A. Demokrasi

Di sebuah negara yang demokratis, setiap warga negara memiliki hak dan kebebasan untuk memilih pemimpinnya tanpa tekanan melalui mekanisme pemilu. Hak ini harus dipelihara dan dijamin oleh sebuah negara  yang demokratis. Nilai kebebasan memilih itu merupakan salah satu unsur dari demokrasi. Maka dari itu perlu memahami prinsip dari demokrasi, seperti:

  1. Perwakilan melalui perwakilan. Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui PEMILU untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.
  2. Kebebasan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat. Dalam hal ini keleluasaan untuk membuat pilihan terhadap beragam pilihan dan atas kehendak sendiri.
  3. Penegakan hukum secara tegas. Hukum tidak boleh tebang pilih. Hukum jangan sampai tumpul ke atas dan tajam ke bawah
  4. Mayoritas menghormati hak-hak minoritas. Sikap tenggang rasa harus dipupuk dan kesediaan untuk memperhatikan kepentingan dan kerjasama dengan orang lain. 
  5. Kesetaraan sesama warga negara. 

Demokrasi harus tetap dijaga dengan kejujuran, sikap tanpa pamrih sehingga pilihan-pilihan yang berangkat dari metode dan mekanisme demokrasi akan menghasilkan kehidupan yang sejahtera dan makmur.

B. Tahun Politik

KPU sudah final menetapkan 14 partai politik yang ikut "meramaikan" pasar politik 2019. Para broker politik mulai agresif memasarkan produk politik baik dalam ruang maya maupun dalam wacana nyata. Semua pasti "ngotot" mengklaim "gizi politik" partai dan nomor urut kesayangannyalah yang"super pantas" dan istimewa sambil menyusun jargonnya masing-masing. Tak ada yang salah dengan propaganda rayuan bombastis tersebut. Namun, rasanya kita sulit menemukan partai politik  yang "memborong suara" secara sempurna dalam kontestasi demokrasi nanti. 

Tahun 2018 akan diadakan pilkada serentak yang secara konsekuensial akan berimplikasi pada PEMILU/PILPRES tahun 2019. Pelaku politik yang berperan dalam kesuksesan pesta demokrasi nanti antara lain 

  1. KPU(D) sebagai wasit dengan segala tugas dan wewenang yang sudah diatur dalan UU KPU, UU Pemilu/Pilpres. 
  2. BAWASLU memantau secara keseluruhan, mengawasi lebih tehnis soal penerapan aturan hukum, mengawasi dari potensi ancaman, kerawanan.
  3. Partai Politik. Parpol merupakan pelaku dari kontestasi dengan tujuan memenangkan kandidatnya. Makanya gizi politik harus di promosikan sebabagi yang paling pantas dari lawan-lawan lainnya.
  4. Tim Sukses, Konsultan Politik, Media (mainstream, daring, dan medsos). Merumuskan strategi dan menjalankan kiat-kiat pemenangan, merekan dan melaporkan peristiwa-peristiwa politik dan berbagai iklan politik lainnya.

Prediksi Partai Politik yang ikut kontestasi 2019. 

Pilkada 2018 adalah ajang pemanasan bagi partai politik menuju pesta demokrasi 2019 (pimilu/pilpres). Para broker partai politik mulai agresif untuk menguasai provinsi dan kabupaten/kota, karena mesin politik daerah tetap mempunyai pengaruh dalam mobilisasi politik nasional. Para kepala daerah yang berasal dari partai opsisi pemerintah saat ini menjadi kelompok kekuatan untuk mengalakan Jokowi di Pilpres 2019. Untuk mengalahkan Jokowi cukup merusak citranya dan merusak citra patrai politik yang mendukungnya. Inilah sasaran kelompok radikal. Kontestasi 2019 merupakan pertarungan kekuatan nasionalis dan kekuatan radikalis karena ini pertarungan ideologi.

C. Ancaman Radikalisme

Paham radikal berlawanan dengan paham demokrasi pancasila. Paham radikalisme merupakan kelompok radikal yang dilandasi oleh indentitas kolektif untuk melakukan perubahan sosial, gerakan mengubah secara institusional. Apa yang menjadi daya tarik dari paham radikalisme? 

  1. Kepentingan personal karena ideologi, finansial.
  2. Propaganda politik
  3. Fasilitas: akomodasi, transportasi, pelatihan.
  4. Paham penyucian diri

Sedangkan tipe-tipenya antara lain:

  1. Oportunis  karena kepentingan tertentu.
  2. Terkoordinasi karena ikatan kuat dalam asosiasi, dukungan fasilitas, "high-risk activism".
  3. Militan -- pendekatan pragmatis, aksi kekerasan.
  4. Loner -- "lone-wolf radical

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun