Indonesia dikenal kaya akan keberagaman budaya, etnis, suku, ras, kepercayaan, dan agama. Meskipun diselimuti keberagaman, nyatanya konflik antarbudaya tak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, perlunya menanamkan sikap toleransi dan simpati dalam diri untuk mengatasi hal ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, isu terkait etnis dan agama menjadi hal yang temperamental di kalangan masyarakat Indonesia. Salah satunya, antara etnis Tionghoa dengan agama Islam. Hal inilah yang memunculkan stigma sebagian masyarakat bahwa agama Islam dan etnis Tionghoa tak dapat bersatu.
Faktanya, stigma tersebut dapat dipatahkan dengan hadirnya organisasi PITI atau dikenal Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia. Dengan berdirinya organisasi ini, membuktikan bahwa Tionghoa dan Islam dapat menyatu menjadi budaya universal Indonesia. Pembentukan PITI ini membuktikan bahwa negara Indonesia memang berprinsip Bhinekka Tunggal Ika.
Sejarah Terbentuknya PITIÂ
Sekitar tahun 1961, PITI (Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia) dibentuk oleh almarhum Abdul Karim Oei Tjeng Hien. Sejak berdiri, organisasi ini telah menjadi wadah bagi penduduk Tionghoa yang ingin bermualaf. Selain itu, PITI turut menyebarkan ajaran agama Islam di kalangan Tionghoa dan memberikan kesempatan untuk bertauhid.
Wakil Ketua Gerakan Anak Bangsa Haji Ronggo selaku teman seperjuangan alm. Abdul Karim Oei Tjeng Hien, turut andil menyaksikan pembentukan cikal bakal PITI. "PITI didirikan di Jakarta menggabungkan dua organisasi keturunan Tionghoa yang satu dari Padang dan yang satunya dari Bengkulu. Setelah dideklarasikan di Jakarta, PITI berkembang pesat di Indonesia. Karena waktu itu begitu banyak (yang) mualaf," kata Haji Ronggo.
Haji Ronggo menjelaskan bahwa sosok Abdul Karim Oei Tjeng Hien sangat identik dengan seorang pahlawan Nasional. Sebab, almarhum dahulunya merupakan Ketua Umum Masyumi Bengkulu sampai dengan tahun 1960. Kemudian, almarhum juga mendirikan cabang Muhammadiyah. Sebagai informasi, almarhum merupakan teman akrab Ir. Soekarno.
 "Sosok inilah yang akhirnya mengonsolidasikan PITI, yang kemudian dikenal menjadi organisasi kelompok Tionghoa Islam dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan Tauhid dari kaum mualaf yaitu Tionghoa," tambah Haji Ronggo.