Mohon tunggu...
Christina Dini
Christina Dini Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar Nulis

Belajar Nulis...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jadi Donatur tapi Sok Ngatur

21 Mei 2019   16:36 Diperbarui: 21 Mei 2019   17:09 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semalam saya bertemu dengan kawan lama, yang hampir tiga tahun tak jumpa. Dulu kami sama-sama ikut aktif dalam Mudika (Muda Mudi Katolik) atau sekarang lebih dikenal dengan istilah OMK (Orang Muda Katolik). Kerinduan mendalam sedikit terobati saat kami bisa duduk bareng sambil nongkrong di angkringan favorit kami. Menikmati susu jahe dan bermacam-macam sate yang dibakar dengan sambal kecap. Sambil duduk lesahan beralasakan tikar, kamipun berbincang-bincang.

Sebut saja namanya Siska, yang sampai saat ini masih aktif dalam berbagai kegiatan pelayanan di gereja. Berawal saat dia menceritakan tentang sebuah acara yang akan dilaksanakan pertengahan tahun nanti. Family Gathering, begitu katanya. Yang nantinya akan melibatkan anggota komunitas doa, dari seluruh Paroki yang tersebar di berbagai kota. Dan kebetulan Siska ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pelaksana (Panpel). Saya tidak merasa heran, karena sejak dulu Siska memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat baik, dan juga sangat cerdas. Jadi sudah sepantasnya dia mendapatkan posisi itu.

Berbagai persiapan banyak dilakukan, untuk acara ini. Namun, seiring berjalannya persiapan itu, Siska merasa janggal dengan semua keputusan yang sudah disepakati pada rapat-rapat sebelumnya. Karena anggota panitia yang lain tidak melaksanakan hasil rapat, serta tugas dan tanggung jawab mereka pada tiap-tiap seksi. Mereka justru lebih "manut" pada sang Donator.

Bagaimana tidak, kebetulan pemilik perusahan sekaligus Boss di tempat Siska bekerja, ikut serta dalam anggota kepanitiaan ini. Dan beliau tidak mau menerima hasil rapat. Beliau lebih menggampangkan soal dana, karena beliau sudah bersedia membiayai seluruh kegiatan. Mulai dari konsumsi, transportasi, dokumentasi, sampai pada bingkisan untuk reward dalam games yang sudah masuk dalam susunan acara. Pokoknya beliau ini yang mengatur segalanya. Menentukan ini dan itu seenaknya sendiri.

Kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan pandangan Siska, dalam sebuah kepanitiaan, hasil rapat adalah hasil terbaik yang harus dilaksanakan bersama-sama. Dan juga urusan anggaran dana sangatlah penting. Untuk memperhitungkan berapa besar biaya yang dibutuhkan, dengan memperhitungkan jumlah peserta yang akan hadir nantinya. Tidak hanya itu, anggaran pembiayaan juga akan menjadi acuan, bila acara ini akan diselenggarakan lagi dikemudian hari.

Namun sayang sebagian besar anggota yang lain pun berpihak pada sang Donatur, beranggapan tak perlu susah-susah  mencari dana. Tak perlu lagi repot menjual kaos, kue kering, atau souvenir-souvenir untuk pendanaan acara ini. Rupanya mereka sudah di nina bobok kan oleh kekuasaan sang Donatur  yang membeli segala sesuatunya dengan uang. Dan mengabaikan hasil rapat, serta menomor dua kan Siska sebagai ketua.

Sebagai catatan: arti donatur menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (orang yang secara tetap memberikan sumbangan berupa uang kepada suatu perkumpulan dan sebagainya; penyumbang tetap; penderma tetap). Disini sudah jelas disebutkan, seseorang yang memberikan sumbangan berupa uang. Dan bukan berarti, turut serta ikut campur keseluruhan dalam sebuah perkumpulan. Apalagi sok ngatur ini dan itu.

Menjadi Donatur, memang sangat mulia, memberikan bantuan sejumlah uang demi terlaksananya sebuah acara, ada kalanya rela merogoh koceknya dalam-dalam. Tapi bagaimana jika seperti ini jadinya, malahan ngatur seenaknya sendiri. Tidak memperdulikan hasil-hasil rapat sebelumnya. Mungkin karena merasa mengeluarkan banyak uang jadi berhak ngatur. Hilang sudah makna Gathering itu sendiri, bukan lagi kebersamaan, melainkan menjadi individual.

Refleksi untuk kita semua, haruskah menggunakan uang untuk mendapatkan nama, gengsi, pamor serta kekuasaan?  Memang semua orang butuh uang, tapi uang bukanlah segalanya, toh nanti saat kita kembali ke sang Pencipta, kita tidak bisa menggunakan uang untuk membeli tiket masuk ke Surga.

-Sekian-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun