Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Masker Tetap Diperlukan karena Udara Memburuk

16 Juni 2022   10:09 Diperbarui: 16 Juni 2022   10:29 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuaca Jakarta Pagi ini (Koleksi Pribadi)

Menarik baca berita pagi ini, cuaca udara Jakarta terburuk di dunia hari ini.  Mungkin tidak ada yang pernah menyangka bahwa bisa terjadi seperti itu. Ternyata udara pun sangat penting untuk kita perhatikan.

Dalam salah satu pengukuran Smart City, kualitas udara menjadi standar perhitungan terkait kesehatan warga kota.

Saya jadi ingat salah satu produk dari Taiwan, yang memasang berbagai sensor kualitas udara di berbagai sudut kota. Semua untuk memastikan agar warga kota merasa aman. Pada saat kualitas udara memburuk, pemerintah kota akan menginstruksikan penggunaan masker, bahkan anjuran untuk tidak keluar rumah.

Laporan situs Air Quality Index melaporkan Jakarta masuk ke dalam kota dengan kualitas udara terburuk.

Kualitas udara DKI Jakarta berada di 188 US AQI per 10:30 WIB dengan PM 2.5 sebesar 128g/m dan dan PM 10 sebesar 22g/m. Karenanya, masyarakat direkomendasikan untuk mengenakan masker di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara yang buruk, menggunakan atau menyalakan air purifier yakni alat penyaring udara ruangan, dan sebaiknya tidak berolahraga di luar ruangan.

Apa yang bisa kita lakukan?

Pertama, memasang banyak sensor kualitas udara. Dengan adanya monitoring ini maka kita bisa memastikan titik kota mana yang perlu mendapat perhatian khusus. Umumnya ini menjadi tanggung jawab pemerintah kota , tapi ada juga penduduk yang melakukan, dan memberikan datanya kepada pemerintah. 

Berbagai proyek IoT dapat dibuat dengan mengunakan sensor PM 2.5.

Kedua, gunakan air purifier. Ini melonjak tajam, dan sebentar lagi akam booming di Jakarta. Persis seperti kota besar lainnya. Gunakan air purifier yang hisa juga dikontrol secara remote, bahkan integrasi dengan smart home controller.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun