Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Saya Terpaksa Harus PHK Kamu

5 Mei 2021   07:45 Diperbarui: 6 Mei 2021   07:35 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Dalam kehidupan entrepreneur saya selama ini, salah satu yang paling tidak suka untuk saya lakukan adalah cut-off, atau melepaskan karyawan atau tim. 

Ini bisa jadi karena latar belakang karir saya pun dimulai dari karyawan, sehingga sedikit banyak, saya merasakan apa yang karyawan rasakan. Tapi tetap saja, sebagai atasan, supervisor, direktur atau owner, pilihan cut-off akan ada di depan kita. 

Apalagi di masa pandemi ini, dimana bisnis rata-rata menurun drastis, dan salah satu cara yang harus dilakukan adalah terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja, atau cut-off ini. 

Mengapa ini bisa terjadi ? 

Tidak banyak kita sebagai karyawan mengetahui gejolak dan badai dalam perusahaan kita bekerja. Kita cenderung menuntut hak kita, tapi kita tidak perhatikan, bahwa sebenarnya mungkin saja, malah kita yang menyebabkan kita sendiri harus di PHK. 

Pada saat masa pandemi, penjualan jelas menurun hingga 70-80%, tergantung bidang usahanya. tapi rata-rata hingga 70% akan mendapatkan perubahan, dan jelas, apabila perusahaan tidak segera melakukan berbagai strategi untuk bertahan, maka akan rontok. 

Bagi kita yang ada di ujung tombak penjualan, jelas ini tekanan berat. Maka kita harus berupaya berubah, jangan tunggu perusahaan berubah, tapi kita harus segera bergerak. Begitu pandemi datang melanda Indonesia, saya melatih tim saya untuk bisa segera aktif berjualan lewat screen (on screen selling strategy), dan mereka sebagai sales punya tujuan jelas, perkenalan - presentasi online. 

Bagi kita yang di tim produksi, ini jelas berat, biasanya berkejaran dengan target, sekarang bukan target, tapi kepuasan customer menjadi hal utama. Bukan jumlah volume yang dikejar, tapi kualitas yang dijaga, memastikan customer tidak kabur, dan customer tetap happy. 

Bagi kita yang duduk di belakang meja, finance, admin, semua biasanya santai, sekarang harus kerja ekstra berat. Mereka harus memastikan semua pendapatan dicatat dengan tepat, semua pengeluaran apalagi, dan termasuk juga semua laporan, dan follow up tagihan-tagihan yang mendadak jadi sulit ditagih. 

Maka jelas, sebelum kita kesal karena kita di PHK perusahaan, coba cek dulu, jangan-jangan malah kita yang menyodorkan guntingnya, sehingga kita terpaksa di potong. Jangan-jangan karena selama ini kita lebih cenderung mengeluh daripada berpeluh, kita lebih sering membuat perusahaan rugi dibandingkan untung. Maka opsi cut-off itu terpaksa diambil perusahaan. 

Apapun itu, tetap semangat bagi yang telah di PHK, dan perbaiki diri terus. Sedangkan bagi kita yang belum terlambat, masih ada di tempat perusahaan kita bekerja, bekerjalah dengan optimal. Karena ada masanya, bila kita tidak produktif, kita akan di PHK, apapun itu alasannya. Dan tenaga kita akan digantikan orang lain, baik sebagai karyawan ataupun freelance.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun