Disinilah mau tidak mau, saya merasakan bangga sebagai tionghoa. Kekerabatan, dukungan dan persahabatan yang erat, serta saling percaya dan mendukung inilah yang menjadi salah satu kekuatan bangga sebagai tionghoa. Dan tidak lupa juga, tionghoa sangat menghargai tim dan karyawannya. Inilah yang saya terus usahakan yang terbaik untuk semua, meskipun di tengah pandemi saat ini.Â
Saya bersyukur kepada Tuhan, karena ada kesempatan dimana menyadari ke-tionghoa-an yang ada. Kebhinnekaan yang muncul semakin diperkuat dengan adanya Gus Dur di tahun 2000 , yang mulai mencabut apa yang ditanam selama ini di masa presiden sebelumnya. Dan ini membuat Indonesia semakin kaya.Â
Megawati menjadikannya hari libur nasional di 2002, sehingga kami semua bisa merayakan Imlek, hari raya Tahun Baru, seperti hari raya Tahun baru lain yang ada.Â
Bangga menjadi tionghoa sekarang berusaha saya jaga, dengan semampunya. Saya tidak akan bisa belajar bahasa mandarin dan melakukan semua budaya tionghoa, karena memang tidak diajarkan dan diturunkan. Tapi dengan darah tionghoa yang ada, saya bisa menjaga kebhinnekaan Indonesia.Â
Selamat Tahun Baru Imlek bagi yang merayakan, jayalah Indonesia kita.