Membangun kebersamaan, tersirat ketika sosok badut menyapa anak-anak. Tuanya Pak Badut tak senyata visualnya, berfoto bersama, dan akrab tanpa beban.
Penyelesaian suatu masalah, sulit dan tak tercapai titik temu, lebih banyak dikarenakan perbedaan paham kesetaraan. Nyatanya, badut-badut berwajah anak-anak tak sulit menyatukan keceriaan. Meski body badut keluaran jadul, namun casingnya kekinian. Mereka sukses membangun kebersamaan, di alam kesesuaian sudut pandang anak-anak.
Ada benarnya, bila di masa kini banyak anak-anak tak turut nasihat orangtua, yang salah satu kemungkinannya dipengaruhi oleh kegagalan dalam penerapan bahasa komunikasi orang dewasa.
Keberhasilan sebuah program, hendaknya dibangun berdasarkan target penerima. Penyampaiannya pun harus menggunakan paham bahasa dan budaya yang sesuai. /(stalgijk)
Bandung, 07 Feb 2016
Catatan : Foto Dok Pribadi, Kirab Kemilau Budaya – Bandung, 2015.