Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Galau Karena Macet Menulislah

3 Mei 2019   20:26 Diperbarui: 4 Mei 2019   06:25 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Kemacetan Lalu Lintas. Sumber : https://semarang.solopos.com

Tergopoh-gopoh! Wajah kawan tampak berkerut, hatinya mendung ketika dia kembali ke ruang kerja. Sementara, ku bergeming sejak tadi jam kepulangan setengah lima, menyelesaikan tugas. Macet total katanya, tanpa kutanya mengapa dia kembali, padahal sudah sampai pintu gerbang.

Terlihat jelas di peta aplikasi, bahwa arah ke kiri Padalarang dan ke kanan Cimahi macet total. Kabarnya ada truk melintang di dekat perempatan lampu merah, dan menyebabkan macet sepanjang tol Padalarang entah berapa kilo meter.

Kulempar pandang ke sekeliling, ketika baris terakhir tugas resmi telah usai. Nyatanya, kawan yang tadi melaporkan kemacetan sudah tak tampak batang hidungnya.

Kutinggalkan ruang, setelah beres-beres perlengkapan kerja, dan akan mencoba peruntungan, siapa tahu kemacetan telah mereda. Ritus absen tanda pulang telah kulalui, wajah kuyu-ku tampak kabur di depan mesin pengenal wajah. Tak peduli, apakah layar monitor wajah yang kusam ataukah wajah milikku yang menjadi penyebabnya.

Semangat empat-lima, ketika roda empat-ku menapak ragu mendekati pintu gerbang. Nyatanya, jalan nasional Padalarang -- Cimahi, masih macet nyaris tak berjarak.

Aplikasi Google Map. Merah Macet. Dok Pribadi J.Krisnomo 03/05/19
Aplikasi Google Map. Merah Macet. Dok Pribadi J.Krisnomo 03/05/19
Pak Satpam memberi pilihan, apakah mau lanjut atau nanti saja. Nampaknya sia-sia, boros bahan bakar, dan lelah telapak kaki bila nekat menerjang deretan mobil-mobil yang tak bergerak. Bonusnya pasti lelah pikiran, marah-marah dan kesal hati. Sasaran Cimahi ke kanan, dan itu macet tak jauh beda ke kiri Padalarang.

Jarak Gado Bangkong-Ngamprah, Padalarang - Kab Bandung Barat, tempatku bekerja, biasanya tak lebih dari 25 menit sampai rumah di Cimahi. Mustahil bisa tepat waktu, setidaknya sedikit lambat, perkiraan sich berdurasi 2 jam atau jam setengah 9 baru sampai rumah.

Keputusan, mengulang perilaku kawan, kembali ke kantor dan mencoba rendah hati, menerima kenyataan hidup yang terkadang tak ada kompromi.

Untuk mengusir rasa jenuh, kutuliskan curahan hati ini dalam bentuk kisah nyata, di Kompasiana. Siapa tahu, galaunya hati, bisa jadi ide untuk menuliskannya dalam dramatisasi kisah film.

Se-usai tulisan ini, jam 8 lebih, kucoba untuk berjuang, apa pun yang terjadi, akan kuarungi beban beratnya kemacetan. Bedanya, ada harap-harap cemas, dan suka hati, mengharapkan balas sapa kawan-kawan di Kompasiana.

Sampai jumpa, semua lelah akan terbayar, bila satu-dua kawan memberi penghiburan, dan berkunjung. Salam Kompasiana!

Padalarang, 03 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun