Patah semangat ketika tulisan kita di Kompasiana langka pembaca, pernah dan biasa ter-alami. Terlebih, saat menyimak kawan-kawan penulis lain begitu mudahnya meraih pembaca.
Serius, dan juga waktu tersita telah terlampaui, tak adakah iba dari kawan-kawan, untuk sekadar mampir dan mengintip tulisan kita yang dicipta dengan susah payah.
Sama seperti kita juga, pada umumnya kawan-kawan penulis di Kompasiana sibuk dengan dunianya, yang kita tak tahu tepatnya.
Mereka, ingin membaca sesuatu yang menarik, menghibur dan bermanfaat bagi dirinya. Tak bisa dipaksakan, kita merengek-rengek agar kawan-kawan berkunjung, dan menyimak, apalagi memberi komentar.
Kesimpulan awal, agar tulisan kita banyak pembaca, kembalilah pada diri sendiri. Mungkin perlu dikoreksi! Istilahnya anak-anak zaman now, tulisan kita garing, tak bernyawa alias tak menarik.
Perhatikan tulisan-tulisan lainnya yang panen pembaca, selain judulnya menarik, juga isinya kekinian dan menyangkut kemanfaatan banyak orang.
Biasanya, tulisan kategori politik sangat banyak diminati, hal ini tentunya tak lepas dari suasana atau musimnya orang-orang membicarakan pilpres atau pilihan caleg, dalam pemilu mendatang.
Namun, tak semua suka dan memahami masalah politik, dan alternatif lainnya masih ada, yaitu kisah-kisah perjalanan, kisah-kisah sukses, atau kisah-kisah lainnya.
Utamakan juga bersifat unik dan punya kemanfaatan, serta menginspirasi dan mampu menggugah, seperti contoh kisahnya Bob Sadino, atau bagaimana mewaspadai bahaya Gas Elpiji, dan lainnya.
Bangkit dari gagal paham, perlu diketahui bahwa Kompasiana merupakan media dengan platform blog dan publikasi online, yang berisi konten berupa laporan, opini, hingga karya fiksi.