Mohon tunggu...
Sriwahyuni
Sriwahyuni Mohon Tunggu... Jurnalis - sri wahyuni

tulis apa yang kau fikirkan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan di Era Non Sub Ordinal

13 Desember 2019   10:00 Diperbarui: 13 Desember 2019   10:04 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sahabat apakah kalian tau perempuan diluar sana di subordinalkan (dinomor duakan)? 

 Menurut realita setelah di analisa seperti itu

iya itu dijaman pra sejarah sekarang tidak lagi
Suatu ketidakwajaran bila di masa yang sudah modern seperti sekarang ini masih saja mengenal idiom jawa yang mengidentikkan wanita dengan dapur, sumur dan kasurnya. Wanita tak sebatas hanya beraktifitas di ketiga tempat itu tetapi juga dapat merambah di bidang lainnya. 

Disini saya mau membahas sedikit tentang gerakan perempuan
Sahabat sebelum di era revolusi 4.0 kita tahu bahwa ibu kartini sangat berjuang untuk memerdekakan perempuan, beliau membuat tempat belajar untuk perempuan hanya agar perempuan tidak di anggap lemah dan tidak di sub ordinalkan.
Setelah berjalannya waktu sahabat

Di era kepemimpinan ibu megawati kita juga tahu bahwa yang tampak didepan mata sejak itu perempuan mampu menjadi pemimpin negri.
Mari sahabat buktikan bahwa perempuan yang katanya disubordinalkan itu tidak benar adaya, kita tahu bahwa dalam alquran sudah dijelaskan bahwa laki dan perempuan diciptakan sama

Beda lagi ya sahabat perempuan dalam konteks keluarga memang haram untuk menjadi pemimpin

Ada beberapa indikator sahabat kenapa perempuan di subordinalkan
1. Ahli waris 

Yang pertama ahli waris ahli waris di sini menentukan banyaknya laki-laki yang mendapatkan ahli waris . Ya banyak yang beranggapan dengan hal ini perempuan itu lemah karena yang kita tahu bahwa laki-laki mendapatkan seperdua dan perempuan mendapatkan seperenam karena dalam konteks ahli waris tersebut laki-laki dan perempuan beda tanggung jawabnya sedangkan perempuan hanya untuk dirinya sendiri dan laki-laki untuk keluarganya

2. Masa iddah

Masa iddah disini juga memicu perempuan disubordinalkan

Seiring berjalannya waktu sahabat perempuan pada saat ini mulai berkembang
Artinya sudah segelintir orang yang mensubordinal kan perempuan Sudah banyak dipenjuru negri yang pemimpinya perempuan Gubenur jawa timur saja perempuan Walikota surabaya perempuan Bupati jember perempuan
Dan dalam lingkup kampus pun di kampus saya IAIN jember  ketua BEM-I nya perempuan ketua HMJ eksyar perempuan dan banyak lagi jika dihitung:v

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun