Dimulai pada  Rabu malam, 11 Juni 2025, DPD PAI Jawa Barat menyelenggarakan Diklat Juri Anggrek Tingkat Dasar, sebuah program edukatif yang tidak hanya menyampaikan ilmu, tapi juga menanamkan kepekaan dan rasa. Diselenggarakan secara daring via Zoom selama empat malam berturut-turut, kegiatan ini menjadi ruang tumbuh bersama bagi para pecinta anggrek dari berbagai penjuru wilayah Jawa Barat. Diklat Juri Anggrek Tingkat Dasar DPD PAI Jabar ini bukan  berbicara tentang kontes biasa. Ini adalah pelatihan untuk memahami world judging, penjurian dengan standar internasional yang menuntut ketelitian, kepekaan, dan tanggung jawab. Dalam  penilaian Anggrek internasional, "judging" berarti menilai kualitas anggrek secara objektif berdasarkan standar global: mulai dari bentuk, proporsi, warna, ukuran, kondisi tanaman, hingga presentasi keseluruhan. Bukan sekadar suka atau tidak suka. Ini tentang apresiasi terhadap kesempurnaan biologis dan estetika alami. Misalkan saja  daunnya harus berwarna hijau terang, akarnya kuat dengan bentuk yang bagus,  bunganya harus bebas dari noda atau tanda-tanda pembusukan atau hama. Dan masih banyak penilaian lain yang lebih rinci.
Dalam lanskap virtual yang awalnya dingin, kehadiran nama-nama seperti Bapak Romiyadi sebagai pemateri utama menghadirkan kehangatan ilmu dan pengalaman. Ia tidak sekadar mengajarkan teknis penjurian, melainkan merajut narasi tentang bagaimana bunga, yang tampak diam dan hening, sebetulnya adalah medan tafsir yang hidup.
Struktur penyelenggaraan tertata rapi: Kang Kiki Hendarsyah mengawal suasana kelas dengan ketegasan yang ramah; Abah Leo menjamin setiap kebutuhan pelatihan berjalan tanpa cela; dan Kang Kusnadi  S.mengendalikan arah program dengan visi yang jernih. Mereka bukan hanya pengurus, tetapi penjaga semangat. Dalam empat malam yang padat, diskusi mengalir bukan seperti rapat para birokrat, tapi seperti obrolan di beranda rumah: hangat, terbuka, dan mengalir tanpa beban.
Peserta datang dari berbagai DPC:Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, hingga MAJA Â (Masyarakat Anggrek Jawa Barat) juga bersama sejumlah anggota DPD PAI Jabar. Mereka membawa latar belakang yang beragam, namun bersatu dalam satu simpul: rasa ingin tahu terhadap dunia Anggrek dan harapan menjadi juri yang cakap, bukan hanya dalam teori tapi juga dalam empati.
Dan pada akhir tulisan ini saya ingin menyampaikan, Diklat ini bukan hanya soal Anggrek, tapi juga soal tumbuh bersama sebagai komunitas. Maju terus DPD PAI Jabar, mewujudkan Jabar Istimewa!
"Pelatihan bukan akhir, melainkan awal dari proses panjang menjadi juri yang diakui karena kompetensi dan integritas."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI