Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Terminal Terboyo Nasibmu Kini...

8 Desember 2016   17:15 Diperbarui: 10 Desember 2016   07:40 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kemarin saya berniat silaturami dengan seorang kawan lama yang mantan seorang pejabat dan kini hendak memulai bisnis baru di bidang busana. Maka dengan ditemani salah seorang sahabat kami pun berangkat dengan naik bis, karena saya pikir lebih baik daripada merepotkan orang lain untuk mengantar.

Pukul 9 pagi kami pun sudah janjian menuju ke terminal bis Kudus untuk selanjutnya dengan naik bis antarkota Kudus-Semarang kami menuju terminal bis Terboyo Semarang. Namun, rupanya banyak penumpang yang memilih turun sebelum masuk ke dalam terminal. Karena saya lihat sudah banyak kendaraan baik taksi maupun angkot yang siap mengantar sampai tujuan. 

Karena tujuan kami ke Kota Kendal, saya tekadkan untuk masuk ke dalam terminal Terboyo dan berganti bis yang menuju Kendal di dalam terminal saja. Karena akan lebih aman, begitu pikir saya. Begitu bis masuk ke terminal, saya melihat ada yang aneh dan suasana yang lain di terminal Terboyo ini. Suasananya lengang. kotor, dan tidak terawat melimuti terminal yang cukup luas ini, berbeda jauh dari sekitar 15 tahunan yang lalu ketika saya masih sering bolak-balik Kudus - Semarang.

terboyo..dokpri
terboyo..dokpri
Begitu turun dari bis kami udah ditanya beberapa orang, "Mau ke mana, Bu?" dan begitu kami jawab, "Kendal," kami langsung digiring masuk ke dalam bis. yang bertuliskan ke Cirebon. Namun, saya pikir tak apalah, toh Kendal akan dilewati bis ini. Naiklah saya dan teman ke bis ini. Di dalam bis sepi hanya ada kami berdua sebagai penumpang, sopir, dan kernet. Tak lama kemudian bis berangkat walau hanya ada 2 orang penumpang saja.

Sampai di pintu masuk terminal baru ada yang masuk 1 orang lagi penumpang, dan di trafic light menuju terminal ada 2 orang yang naik lagi, dan bis pun segera berangkat lewat tol. Baru sedikit perjalanan ada seseorang yangminta ongkos pada kami, "Kendal, Pak," kataku  "Rp60 ribu, Bu." "Haah, mahal amat!" "Pokoknya segitu, Bu," katanya. Daripada banyak berdebat, saya pun memberikan uang yang diminta. Sambil berpikir kenapa mahal amat, kan Semarang - Kendal jaraknya kurang lebih sama dengan Semarang - Kudus. 

Tak lama kemudian yang minta ongkos ke saya turun, "Oh walaah, rupanya dia calo to..." karena tak lama berselang pak kondektur yang asli minta ongkos kepada penumpang lain dengan menggunakan tiket dan ongkos yang sesuai tarif. Tetapi kenapa sewaktu saya dimintai uang sama calo tadi, sopir bis dan kernetnya diam saja ya, padahal kami duduk bangku paling depan dan sopir dan kernet juga melihat sewaktu calo meminta uang dengan kasar tadi. Terus aku protes, "Pak... kenapa diam? Kan tadi lihat saya dimintai uang sama calo," protesku kepada sopir. "Memang hidup di jalan seperti itu, Bu." Enak saja sopir dan kernet menjawab.

Tapi baiklah... aku ikhlaskan saja, hanya pesanku kepada calon penumpang yang hendak bepergian dan masuk ke dalam terminal Terboyo Semarang, berhati-hatilah. Karena beberapa hari sebelumnya temanku yang hendak pergi ke Wonosobo juga dimintai uang sama calo 150.000. 

Terus bagaimana sistem keamanan terminal Terboyo, jangankan mikir keamanan, lihatlah wajah terminal, begitu kotor, usang, dan sama sekali tak terawat dan suasana lengang yang tidak nyaman. 

Sore harinya sepulang dari Kendal saya naik Bis BRT dan masuk ke dalam terminal terboyo lagi. Suasana lengang kotor dan bau sempat saya abadikan dengan HP dan anehnya hampir setengah jam kami di sana tak ada satu pun bis jurusan Kudus yang masuk. Berbeda dengan suasana 15 tahunan yang lalu, ketika bis masih berderet dan penumpang pun berjejal masuk.

dokpri
dokpri
Suasana yang kotor dan bau membuat orang tidak nyaman berada di dalam terminal, coba kalau terminalnya bagus, bis dan suasananya bagus tentu banyak yang memilih naik bis daripada naik sepeda motor. Saya lihat sepanjang perjalanan Kudus - Semarang banyak yang nekat naik sepeda motor, walaupun keamanan mengendarai sepeda motor kurang bisa dijamin, di jalan yang ramai dengan dengan kendaraan berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun