Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

K-JOG Ngumpul di "Lumbung Mataram" Kotagede Yogyakarta

5 Januari 2021   17:07 Diperbarui: 5 Januari 2021   17:17 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Koleksi Pribadi

Masa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan niat untuk ngumpul bareng para anggota K-JOG, dengan protokol kesehatan. Acara sore tanggal 4 Januari 2021 menjadi momen pertama kali bagi para anggota K-JOG yang selama ini kegiatannya terhalang karena Covid-19. Acara yang bertajuk "Event K-JOG, Dolan Kuliner kali ini bertempat di "Lumbung Mataram" Purbayan Kotagede Yogyakarta.

Walau saya rumahnya dekat Kotagede, kalau ditarik garis lurus dapat ditempuh hanya 5 (lima) menit, tetapi menuju ke lokasi tetap harus bertanya dengan 3 (tiga) orang.

Jujur tidak sempat mengamati "google map" yang sudah dibagi sejak malam hari oleh mbak Riana dan mbak Vika. Padahal di google map sudah sangat jelas itu rutenya. Memang harus melewati jalan perkampungan, tetapi mobil bisa masuk dan di depannya ada halaman luas untuk parkir.

 "Lumbung Mataram" ini menjadi tempat yang nyaman untuk mengadakan pertemuan, rapat, diskusi karena ada beberapa ruangan yang tidak saling menganggu. Model rumah pendopo yang terbuka tanpa dinding, menandakan sifat orang Jawa yang ramah dan terbuka menerima kedatangan tamu.

Biasanya untuk menyambut tamu bagian ini sengaja tidak diberi kursi tamu tetapi hanya beralaskan tikar. Tujuannya menciptakan kesetaraan antara tamu dengan tuan rumah.

Namun di "Lumbung Mataram" ini disediakan kursi tamu yang klasik dengan arsitektur khas. Kursi dan sandaran terbuat dari anyaman rotan. Selain itu pendapa juga sering digunakan untuk acara formal, upacara adat, dan pertunjukkan seni seperti wayang kulit dan tarian.

Di antara pendopo dengan rumah utama dihubungkan bangunan namanya "pringgitan" yang sering dipakai sebagai tempat ringgit (bermain wayang). Atap pringgitan dapat model limasan atau kampung. 

Dalam rumah utama itu ada bagian "sentong", yang dipakai untuk menyimpan hasil pertanian. Masih ada bagian "gandok" yang berada di samping kiri dan kanan rumah, berfungsi bila ada tamu yang menginap.

Kembali ke "Lumbung Mataram", saat malam hari sensasinya lebih romantis dengan penerangan sinar lampu. Kalau siang halaman luas dengan pepohonan rindang terasa nyaman karena tidak langsung kena sinar matahari. Aneka minuman khususnya teh, kopi, susu kopi baik panas maupun dingin tersedia.

Namun karena masih tahap awal belum tersedia minuman seperti "wedang uwuh", "wedang secang". Pisang kuning digoreng yang disediakan lebih nikmat saat masih hangat, ada tahu bakso, dan jajanan lainnya. Perlu tambahan tempe tepung/mendoan yang digoreng saat ada pesanan.

Ada juga menu nasi kucing dibungkus daun jati, saat ini terkenal dengan menu "ambengan". Lauknya mie soun, oseng tempe, telur dadar diiris tipis. Selain itu ada nasi putih dengan sayur lodeh, oseng kembang pepaya, oseng buncis. Lauk lainnya yang tersedia sate bakso, rempelo ati, dan usus, tempe bacem, ayam goreng, telur dadar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun