Kenangan Tahun 2020 dan Harapan Tahun 2021

Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa sudah berganti tahun 2021. Hari-hari dijalani dengan penuh kesepian karena anak-anak merantau di luar kota. Hanya ada satu yang sekota, itu saja di rumah yang berbeda. Begitulah kehidupan terus berjalan, detik, menit, jam, hari, tahun dan berganti angka di penghujung tahun. Sungguh tahun 2020 penuh dengan ujian yang dirasakan semua umat di bumi ini. Virus Corona yang pertama kali muncul di Wuhan akhir tahun 2019, telah menyebar begitu cepat  diseluruh dunia.

Pandemi Covid-19 diakui sangat mengganggu kehidupan sosial, ekonomi, transportasi, pariwisata, perhotelan, perkantoran, dan dunia entertain. Semua aktivitas nyaris terhenti, banyak PHK, pengangguran, susah mendapatkan uang untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Sekolah dari rumah yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya kecuali Universitas Terbuka sejak awal sistemnya PJJ. Kerja dari rumah pun menjadi persoalan, tunjangan kinerja tetap jalan jam kerja otomatis berkurang. Pelayanan dilakukan secara online, memaksa semua orang harus membiasakan diri dengan TI. Tempat ibadah pun juga sepi kegiatan, karena dilakukan dari rumah.

Tahun 2020 meninggalkan beragam kenangan, sedih, senang, menangis, tertawa, putus asa. Mendapatkan PHP (Pemberi Harapan Palsu), seperti menunggu datangnya "si godot", sungguh melelahkan emosi, dan perasaan. Tahun  2020 penuh memori mengharubiru, yang baru saja dilewati dan tidak mungkin kembali. Kehidupan ini sungguh penuh makna dan warna. Setidaknya menjadi bahan instrospeksi, untuk menata dan memperbaiki diri. Menjalani tahun 2020 dengan "menahan rasa" rindu, bosan, sedih, cemas, takut karena penyebaran Virus Corona-19 dan melakukan aktivitas di dalam rumah yang mulai jenuh.

Tahun 2021 menjalani realita, menatap masa depan dengan sejuta asa, walau masih penuh misteri. Kondisi "new normal" tahun 2021 dengan "Adaptasi Kebiasaan Baru/AKB". Kehidupan tidak lagi bebas seperti dulu lagi tetapi harus dengan protokol kesehatan ketat, tidak boleh kendor sedetikpun. Bahwa virus Corona 19 ada, yang telah merenggut nyawa orang-orang terdekat. Jadi jangan abai dengan 3 (tiga) M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan menjaga jarak aman). Protokol kesehatan untuk semua kegiatan apapun, dimanapun dan kapanpun.

Disisi lain tahun 2020 secara jujur mengakui kegiatan menulis di Kompasiana mengalami degradasi motivasi yang luar biasa. Entah kenapa hal ini bisa terjadi, itulah yang perlu dicari solusinya. Semangat untuk menulis di Kompasiana begitu turun sangat drastis dibanding tahun sebelumnya. Padahal kesempatan lebih banyak waktu longgar, mengapa justru tidak produktif. Dibandingkan tahun 2017 sehari bisa menulis 2 (dua) artikel. Namun tahun berganti semangat itu semakin kendor, bahkan andai ini ajang kompetisi pasti sudah "tereliminasi", karena produk yang dihasilkan tidak memenuhi target.

Kemunculan para kompasianer baru dari golongan milenial yang lebih produktif dan kreatif  adalah angin segar, yang dapat membawa perubahan. Para kompasianer baru bukan kompetitor tetapi sesama anggota yang menjalin "networking" sangat beragam. Pola dan gaya hidup yang sangat berbeda antara kaum milenial dengan generasi sebelumnya menjadi "anugerah" yang tidak perlu diperdebatkan, tetapi dinikmati, disyukuri dan dijalani. Gaya penulisan pun berbeda dengan bahasa sehari-hari, bahasa lisan yang di tulis. Inilah yang sering mereka sebut sebagai "blog", mengalir begitu saja.

Sedang gaya penulisan generasi sebelumnya (generasi baby bommer) cenderung bahasa baku.  Keuntungan generasi baby bommer merasakan mengirim surat dengan tulisan tangan, dimasukkan amplop tertutup dikirim lewat kantor pos dengan perangko, harganya sesuai kota tujuan. Saya   menulis surat dalam kertas bergaris terakhir tanggal 1 September 2020. Dimasukkan amplop tertutup  anak gadis yang merayakan ulang tahun ke-18. Sengaja tidak menulis pesan, nasehat, petuah  lewat japri WA, karena tulisan tangan mempunyai sensasi berbeda.

Tulisan tangan seorang ibu untuk anak gadisnya berisi doa dan harapan agar sukses dalam studi dan karirnya di dunia entertain. Hal yang membuat ibu bangga dan senang adalah resolusi anak gadisnya yang mulai berhijab termasuk di dunia entertain. Anak gadis cantik, childish, bersuara merdu, ikhlas menolak tanda tangan kontrak dengan produser bertalenta di Jakarta karena "dilarang berhijab". Semoga niat baiknya ini mendapatkan ganti berlipat ganda. Walau pintu rejeki yang baru dijalani  sebulan di penghujung 2020 telah ditutup rapat. Semoga tahun 2021 terbuka pintu rejeki atas ijin dan keridhoanNya.    

Yogyakarta, 4 Januari 2020 Pukul 22.05