Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Komunitas K-JOG Nonton Bareng "Film Keluarga Cemara"

7 Januari 2019   11:58 Diperbarui: 9 Januari 2019   09:37 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 3 Januari 2019 komunitas Kompasianer yang tergabung dalam K-JOG Yogyakarta melakukan copi darat (copdar) di Cinema XXI & The Premiere Plaza Ambarukmo untuk nonton bareng (nobar) film "Keluarga Cemara". Acara  ini sangat tepat, mengingat keluarga menjadi tempat berlabuh yang paling menyenangkan dan memberi keteduhan lahir batin. 

Setinggi apapun burung terbang mengepakkan sayapnya, pasti akan kembali ke sarangnya. Demikian juga kita, dimanapun dan menduduki jabatan apapun, pasti akan kembali dalam pelukan dan kehangatan keluarga. Keluarga menjadi kekuatan untuk menggapai cita-cita setinggi langit, karena dalam keluarga penuh kedamaian hati dan ketenangan jiwa.

Keluarga menjadi embrio kedamaian dalam suatu masyarakat, bangsa dan negara. Suasana dalam keluarga (senang, bahagia, aman, damai, rukun, setia kawan, kasih sayang, toleransi) dapat berimbas pada lingkungan sosialnya menjadi tenteran, damai, saling bergotong royong, menjaga persatuan dan kesatuan. Bandingkan dengan keluarga "broken home", suasana sedih, kecewa, tidak ada yang memperhatikan dan memberi kasih sayang. 

Rasa tidak nyaman, egois, saling menyalahkan, berselisih paham, selalu curiga, saling menyakiti dan mendendam. Tidak ada kasih sayang dan perhatian dari orang tua yang seharusnya mengarahkan dan menjadi panutan anak-anak dalam mengarungi kehidupannya.

 Di awal tahun 2019 ini sangat tepat keluarga Indonesia mendapat suguhan film yang bertema keluarga, karena bertepatan dengan tahun politik untuk tetap kembali ke keluarga walaupun pilihan politik berbeda. Apapun agama, suku, ras, asal-usul, jenis kelamin, dan pandangan politik, pastinya kita tetap keluarga Indonesia yang penuh dengan kerukunan, gotong royong, kasih sayang. 

Siapapun yang menang adalah kemenangan kita bangsa Indonesia. Menang tidak menjadi "jemawa" artinya angkuh, congkak, suka mencampuri perkara orang lain (KBBI), sedang yang kalah tetap "legawa", menerima ikhlas, tulus, rela.

Sebelum pemutaran dimulai ada acara "Meet and Greet" dihadiri oleh Ringgo Agus Rahman sebagai Abah, biasanya di film komedi, merasakan "titik tersulit" dalam menjalani perubahan karakter. Adhisty Zara (JKT48) sebagai Euis, pendatang baru yang awalnya ragu, takut, tetapi sukses menjiwai perannya. Sutradara Yandy Laurens pendatang baru di dunia film layar lebar yang senang mengikuti seminar "parenting". 

Para pemeran yang dipilih memang dapat mempresentasikan sosok keluarga dalam kehidupan sehari-hari, sederhana, biasa dirasakan, natural, "membumi", bukan yang mengada-ada, tidak masuk akal, apalagi "bombastis". Film berurasi 120 menit ini mampu mengacak-acak perasaan para penonton sehingga air mata tanpa disadari mengalir tidak bisa ditahan. 

Namun juga ada adegan yang kocak, lucu, dan membuat para penonton tergelak serentak, spontan tanpa aba-aba. Produser Keluarga Cemara adalah Anggia Kharisma dan Gina S. Noer dari Visinema.

Film "Keluarga Cemara", diangkat dari sinetron dilayar TV tahun 1996 -- 2004 yang melegenda dengan judul yang sama. Kisah kehidupan keluarga yang mampu memberi inspirasi untuk keluarga Indonesia. Awal film ini sebagai serial cerita pendek yang dimuat di majalah "HAI", penulisnya Arswendo Atmowiloto. Tentunya dalam sinetron "Keluarga Cemara" dan film semua sudah  disesuaikan dengan kondisi masa ini, namun esensinya tetap sama bahwa kehidupan dalam keluarga tidak selamanya mengenakkan, silih berganti. 

Disinilah ada pelajaran yang bisa dipetik, apapun kondisinya, saling menguatkan antara suami istri, anak-anak, dan kasih sayang tidak tergoyahkan. Kata Abah:"Kita boleh miskin harta, tetapi harus tetap sopan dengan orang lain". Harta benda itu sebagai titipan, amanah, yang sewaktu-waktu dapat diambil oleh Sang Pemilik dengan cara apapun. Ketika benar-benar diambil, masing-masing anggota keluarga tetap kompak bersatu, untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan peran masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun