Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby

"Gagal Paham" Memaknai Kriteria Tulisan di Kompasiana

17 September 2018   00:24 Diperbarui: 18 September 2018   16:23 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sejak Februari 2018 melabuhkan kegiatan untuk menulis di blog Kompasiana yang memberi rasa aman dan nyaman. Pertimbangan memilih blog Kompasiana, selain para Kompasianer yang saling menghormati, komentarnya memberi semangat, menyejukkan, dapat diterima nalar, jauh dari hujatan, ejekan, apalagi yang menyakitkan dan melukai perasaan. 

Walaupun latar belakang, profesi, pendidikan, budaya, asal usul, propinsi, usia, jenis kelamin, dan pandangan politik berbeda namun terasa sinyal kedekatan persahabatan, persaudaraan dalam keluarga besar Kompasiana. 

Padahal belum pernah kopi darat (kopdar), apalagi nanti bila acara Kompasianival yang akan segera digelar biasanya bulan Oktober, sekaligus ulang tahun ke-10 Kompasiana.  Inilah yang membuat krasan, untuk tidak berpaling apalagi meninggalkan komunitas yang menjadi media silaturahmi dan berbagi informasi.

Kompasiana dengan slogan baru: "Beyond Blogging", lebih sekedar ngeblog merupakan semangat dan tekad menghadirkan sesuatu yang lebih bermakna untuk khalayak blogger. Tagline  ini agar masyarkat lebih mudah mengenalnya  sebagai produk media sosial asli buatan Indonesia. Selain itu mempertegas bahwa Kompasiana sebagai saluran berita dan opini masyarakat  (https://www.kompasiana.com). 

Para kompasianer sebagai kontributor tulisan mempunyai keahlian dan pengetahuan untuk menganalisis masalah politik, pendidikan, perbankan, kesehatan, olah raga, dan penulis sastra (puisi, cerpen) telah meluangkan waktu untuk menulis berbagi informasi yang memberi manfaat bagi pembacanya.

Tentu dalam Kompasiana ini ada awak media yang didominasi oleh generasi milenial sebagai Editor Kompasiana yang mempunyai hak "prerogatif" untuk menilai tulisan "layak tayang atau tidak". Walaupun kompasianer bebas dapat menulis apa saja dan dengan mudah ditayangkan kapan, dimana, bila tidak mengikuti syarat dan ketentuan pasti tulisan itu akan di drop, tanpa pemberitahuan. 

Hak editor juga ketika tulisan sudah ditayangkan oleh Kompasianer untuk menentukan tulisan itu masuk "terpopuler", "pilihan editor", "topik pilihan", "headline", dan "highlight". Bahkan untuk menentukan nilai tertinggi suatu tulisan, kriterianya apakah berdasarkan jumlah pembaca atau rating dan komentar.  

Jujur penulis "gagal paham" dengan kriteria tulisan di Kompasiana untuk mendapatkan sebutan "headline", tidak semua yang ditayangkan oleh Kompasianer dapat masuk kriteria tersebut. Editor pastinya mempunyai kriterian tertentu yang obyektif, transparan, valid, terukur, bukan karena "nama besar" yang sudah lebih dikenal lama sebagai Kompasianer.  Artinya ketajaman analisa dan aktualitas tulisan menjadi  kriteria yang diperhitungkan (ini dugaan saja). 

Juga sering menjadi tanda tanya Kompasianer ketika dalam tulisan yang ditayangkan telah diberi ilustrasi gambar lengkap dengan sumbernya, tiba-tiba dihapus oleh Editor. Pastinya Editor mempunyai alasan menghapus ilustrasi tersebut, yang tidak diketahui oleh Kompasianer. Lagi-lagi ini hak prerogatif Editor, yang tidak bisa diganggu gugat.

Bukan masalah "iri hati" dengan tulisan Kompasianer lain yang setiap menulis masuk kriteria dengan nilai tertinggi atau terpopuler. Kalau diamati memang layak Kompasianer yang selalu mempunyai nilai tertinggi. "Iri hati" dan "patah semangat" tidak ada manfaatnya, yang paling penting tidak baik menduga-duga apalagi dengan pikiran negatif. 

Progres yang lebih bijaksana adalah "instrospeksi diri", dan membaca tulisan dari Kompasianer lain yang berhasil masuk kriteria pilihan dan headline. Belajar, belajar dan belajar terus untuk latihan menulis dan mengasah tatabahasa yang baik dan benar. Kalau diamati tulisan yang sering masuk kriteria pilihan Editor itu termasuk tulisan populer, dengan bahasa yang mudah dipahami walaupun materi yang ditulis termasuk berat dan serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun