Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Benarkah Harga Makanan di Bioskop Mahal?

13 Maret 2018   13:32 Diperbarui: 13 Maret 2018   15:22 3540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara reuni dengan teman-teman kuliah angkatan 77, ada agenda nonton bareng (nobar), selain dolan bareng (dolbar). Sebelum nobar, makan malam di loby hotel agar saat nobar perut tidak keroncongan. Lokasi makan malam dengan ruangan bioskop berdekatan, jadi parkir sekali dapat dua (2) acara. Tinggal jalan kaki masuk mall dan naik lantai 3 dengan eskalator atau lift. Pemutaran film jam 20.30 di ruangan yang khusus di pesan untuk teman-teman reuni, tidak ada penonton lain, seingga bisa lebih leluasa dalam menikmati film.

Sebelum film dimulai, ada pengumuman dari panitia reuni terpampang di layar lebar acara dolbar pagi harinya, dan diputarkan foto-foto kenangan masa kuliah. Kenangan 40 tahun yang lalu mengingatkan saat masih kuliah, dengan celana panjang model cutbray (bagian bawah lebar), rambut gondrong, perawakan langsing dan wajah culun. Ketika reuni kenangan indah dalam bingkai kebersamaan, gotong royong, rukun, nyaman karena semua peserta melepas atribut pangkat, jabatan, kedudkan, status sosial, dan sebagainya.

Judul film "12 Strong", baru bulan Januari 2018 mulai tayang di Indonesia. Film produksi Hollywood menceritakan peperangan seputar peristiwa terorisme. Dibintangi Chris Hemsworth, Michael Shannon, dan Michael Pena. Film berdurasi 130 menit ini dari novel berjudul Horse Soldiers karya Doug Stanton. Cerita yang disajikan dari kisah nyata pasukan khusus Amerika Serikat yang diberangkatkan sesaat setelah serangan 11 September 2001.

Terlepas dari kisah film dan acara reuni, sebelum film dimulai dalam ruangan yang masih remang-remang ada pramuniaga yang menawarkan menu makanan ringan (camilan) dan minuman untuk menemani selama film diputar. Sayangnya, harga-harga yang tercantum dalam daftar menu, berbeda jauh dengan harga di pasaran. 

Sosis goreng dan kentang goreng Rp 40.000,-,cheese popcorn Rp.40.000 (S) Rp.45.000 (M), chicken burger Rp.35.000,-,iced lychee tea Rp.40.000, - iced peach tea Rp.30.000.- iced mochaccino Rp.35.000.-, with Jelly Rp.45.000,-, hot capuccino Rp.18.000,- popcorn salt Rp.20.000 (S) Rp.40.000 (M) Rp.65.000 (L),- popcorn sweet glaze Rp.23.000 (S) Rp.45.000 (M) Rp.70.000 (L), dan lain-lain. Tentu saja harga-harga ini belum termasuk pajak sebesar 10 %. Sementara di Cinema XXI Empire Premier harga tiket Rp 40.000,- untuk hari Jum'at.

Mengapa harga makanan ringan dan minuman lebih mahal dari harga tiket ?. Hal ini berkaitan dengan masalah biaya operasional setiap kali tayang, yang sering tidak tertutup oleh penjualan harga tiket. Harga tiket tetap harus dapat bersaing dan terjangkau oleh kantong masyarakat, mengingat nonton film di bioskop menjadi kebutuhan tersier. 

Artinya kalaupun kebutuhan ini tidak dipenuhi tidak mempunyai dampak negatif. Berbeda dengan kebutuhan primier yang harus dipenuhi, supaya kondisi jiwa raga, pikiran tetap prima dan sehat. Jadi kembali ke soal harga makanan dan minuman di bioskop mahal, itu sangat relatif tergantung dari orang memaknainya. Mahal bagi si A, masih "dianggap" wajar bagi si B, dengan alasannya masing-masing. Secara umum mahal, memang tidak dapat dipungkiri karena tidak masuk akal kenaikannya.

Bila harga tiket terlalu tinggi daya nonton masyarakat semakin turun, dan pengusaha bioskop menanggung kerugian. Oleh karena itu pihak menajemen menerapkan kebijakan penonton dilarang membawa makanan kecil dan minuman ke ruangan. Hal ini dimaksudkan selain alasan keamanan, agar penonton membeil di foodcourd yang sudah disediakan oleh pihak pengusaha bioskop. Kalau harganya lebih mahal dengan harga biasa, karena ini untuk menambah biaya operasional yang sudah dikeluarkan. Apalagi di studio Premiere, ada pelayanan eksklusif dan tempat duduk yang super nyaman, ini sebagai pembeda dengan studio regular.

Kelebihan tempat duduk yang bisa reclining, diatur sesuai dengan kebutuhan dan rasa enak dan nyaman. Bisa diatur untuk setengah tiduran, dengan kaki selonjor (tidak menggantung), nyaman untuk makan dan minum. Selain itu tempat duduk cocok untuk yang belum punya pasangan (jomblo), karena jumlah kursi yang tidak banyak. Bagi yang tidak tahan AC yang terlalu dingin, sudah disediakan kain selimut. 

Jarak di antara kursi juga disediakan meja yang cukup besar yang mampu menaruh banyak makanan dan minuman. Jadi kalau ada makanan dan minuman tidak perlu khawatir tumpah dan bikin penonton di kanan dan kiri risih. Jauh dari penonton lain, jadi merasa lebih private. Kondisi ini merupakan poin plus bagi pasangan, karena "merasa" hanya berdua di dalam studio lantaran jarak antar kursi sangat jauh. 

Jadi dengan pelayanan esklusif, tempat duduk yang enak, nyaman, seperti serasa nonton bioskop di rumah sendiri. Kalau sudah begini apakah harga makanan dan minuman tadi masih "dianggap" tidak wajar ?. Pasti berlaku hukum alam, ada harga ada rupa, dan tidak ada pelayanan esklusif yang gratis. Akhirnya, pilihan menjadi hak prerogatif anda untuk menentukan nonton bioskop dengan perut keroncongan, atau sambil makan camilan.

Yogyakarta, 13 Maret 2018 pukul 13.23

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun