Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani N dideso

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jika Pekerjaan Tidak Sesuai dengan Bidang Studi, Lakukan Hal Berikut!

26 Maret 2021   21:48 Diperbarui: 26 Maret 2021   21:57 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari pixabay.com

Sahabatku yang berbahagia,

Setelah lulus kuliah, tentu ingin mendapat pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan ataupun cita-cita. Namun, terkadang kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Kuliah di psikolog ternyata kerja di bank. Kuliah di teknik ternyata kerja menjadi penyiar. Masih banyak lagi contoh pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau salah profesi

Berbicara tentang ekspektasi, saya punya harapan tinggi, kuliah di IKIP Bandung, menjadi guru. Kata sebagian orang sih itu harapan kecil, tetapi bagiku besar, nyatanya hingga sekarang tidak tercapai. Ada kekecewaan juga tidak bisa kuliah karena orangtua tidak mampu.

"Jangan ikut UMPTN, takut lolos, biaya dari mana kalau lolos!" kata Bapak ketika itu.

Begitu percanya Bapak dengan kemampuan putrinya, tetapi itu juga yang akhirnya saya merantau ke Bandung tinggal bersama family jauh. Mendapat pekerjaan di kota besar susahnya minta ampun. Apalagi lulusan SMA tanpa keterampilan.

Hanya dengan ijazah SMA jurusan fisika tanpa keahlian. Surat lamaran diajukan ke salah satu SMKN di Bandung, mendapat sambutan tertawa dari kepala sekolah.

"Ha ... ha ... nilai ujiannya bagus semua, delapan, sembilan, tetapi kenapa B. Inggris lima?"

Merah muka saat itu, malu dengan kemampuan bahasa Inggris.

"Jangan khawatir, besok masuk kerja, saya akan membeli komputer terbaru, menyiapkan gurunya juga. Dalam satu pekan kamu harus bisa mengoperasikannya. Saya suka dengan nilai lima dan Sembilan."

Komputer tahun 1995 tidak ada yang memakai bahasa Indonesia seperti sekarang ini. Tantangan terbesar saya harus menyatukan kemampuan berpikir dan malas belajar bahasa Inggris. Hingga tahun 2003 saya bekerja sebagai tenaga komputer di sekolah. Namun, tahun 1997 resign dari SMKN Bandung dan pindah ke SMAN di kotaku.

Dalam perjalanan itu saya bersahabat dengan tenaga guru honor, sebut saja namanya Teh Moni. Saya tahu data semua guru dan karyawan karena bagian dari tugas. Pendidikan terakhir Teh Moni, Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Swasta di Jakarta, bukan keguruan. Sangat berbeda sekali kan? Kalau melihat latar belakang pendidikan yang insinyur. Teh Moni bisa bekerja sebagai konsultan bangunan, di BUMN atau lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun