Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Love

"Benarkah LDR Bikin Galau?"

19 Februari 2021   20:53 Diperbarui: 19 Februari 2021   21:32 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Long Distance Relationship atau dikenal dengan LDR, masih menjadi topik pilihan yang ingin aku tulis karena menurut temanku, LDR seperti sandal swallow yang selalu bikin galau. Benarkah?

Menjalin hubungan jarak jauh tentu tidak bisa dikaitkan dengan sandal swallow yang diletakkan di bawah dan terinjak. Temanku mungkin saking mencintai sandal swallow, sehingga rasa takut kehilangan lebih besar. Sama seperti memiliki pacar yang jauh, takut kehilangan, takut si dia berpaling. Hehe ....

Menjalin hubungan jarak jauh ada tantangan yang unik dan rumit, terutama bagi pasangan yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi.

Menurut asisten professor psikologi Brooklyn, Cheryl Carmichael, kecemasan terkait keterikatan lebih berkaitan dengan ketakutan ditinggalkan. "Ini adalah jenis orang yang seperti, 'Apakah kamu mencintaiku? Apakah kamu benar-benar mencintaiku?"' katanya.

Untuk orang yang seperti ini, dia akan bekerja keras menjalani hubungannya. Berbeda dengan orang yang memiliki karakter mandiri, tidak tergantung kepada pasangan. Jarak yang memisahkan justru akan mendatangkan kenyamanan dan keuntungan.

Ada kisah dari sahabatku, sebut saja Lya, aku sering memanggilnya Teh Lya.

Suatu ketika, aku diajak bicara oleh rekan kerja di kantor, "Aku punya teman laki-laki sedang mencari istri yang mau diajak LDR-ran karena bulan depan harus bekerja ke luar negeri."

Aku langsung tertuju kepada Teh Lya sahabatku, bukan tanpa alasan. Selain dia memiliki tipe cewek setia dia juga dewasa dari segi usia, selisih tiga tahun denganku. Skenario dibuat dengan rapih untuk mempertemukan keduanya. Aku dan temanku yakin skenario Tuhan akan lebih rapih.

Ternyata benar, skenario Tuhan lebih cepat dan rapih. Satu kali bertemu, mereka saling menyukai dan siap untuk menjadi pasangan suami istri yang dipisahkan jarak.

Bisa dibayangkan baru satu pekan menikah harus ditinggal jauh melintas benua. Namun mereka sudah sepakat menjalaninya. Tinggal jauh dari orang penting dalam hidup memang bukan pilihan yang menyenangkan. Namun, dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa pasangan yang menjalani LDR memiliki kepuasan yang lebih tinggi daripada pasangan yang selalu bersama setiap hari.

Jeff Hancock seorang professor komunikasi di Universitas Stanford mengatakan, "Ketika Anda hanya memiliki waktu terbatas dengan pasangan, Anda lebih cenderung memainkan kualitas."

Jadi artinya pasangan yang menjalani LDR akan memanfaatkan waktu pertemuannya dengan sebaik-baiknya sehingga memiliki kualitas yang bermanfaat.

Kembali ke kisah sahabatku ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun