Ada sebagian orang tua masih menyimpan akar pahit trauma dan dendam masa kecilnya sehingga meneruskan emosi negatif kepada anaknya.Â
Sebagian lagi orang tua stress memikirkan beban ekonomi sehingga anak menjadi pelampiasan. Ada juga orang tua mengidap penyakit jiwa schizophrenia atau manic depression.Â
Sebagai orang tua bukan saja memberi fasilitas hidup, namun membesarkan, dan mendidik anak memerlukan sikap pengertian, dukungan emosional yang konsisten.Â
Sayang sekali pendidikan untuk menjadi orang tua, tidak ada. Umumnya kita menjalankan amanah ini berdasarkan insting dan pengalaman masa kecil. Ketika anak melakukan kesalahan, kita pun meniru bagaimana orang tua dahulu menyelesaikan masalah seperti itu.
Anak bukan sebagai pelampiasan emosi, anak bukan aset pribadi orang tua yang bebas menerima hukuman dan bentakan.Â
Anak adalah titipan Tuhan untuk dijaga, dididik penuh kasih sayang, karena kelak orangtua akan dimintai pertanggungjawaban. Apakah mereka akan menjadi umat manusia yang bertakwa atau malah makhluk yang ingkar? Tanggung jawab ada di pundak orang tua.
Kita bukan manusia sempurna, bukan berarti kita tidak bisa menjadi orangtua yang baik. Jika kita merasa menjadi orangtua sempurna, selamanya kita tidak akan belajar menjadi baik, karena merasa diri sempurna akan muncul kesombongan.
Kita juga jangan merasa rendah diri, membandingkan diri dengan orang lain, itu akan membuat diri kita terpuruk. Menjadi orang tua hebat perlu belajar mencintai janganlah kita mengeraskan hati.
Referensi, Ellen, 2012