Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pengalamanku Menjadi Seorang Penjaga Tahanan

10 April 2021   10:50 Diperbarui: 10 April 2021   10:55 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 harus selalu diterapkan. Bagaimanapun juga sebagai seorang yang berprofesi sebagai penjaga tahanan harus selalu waspada dan jangan-jangan dengan sikap dan tingkah laku mereka. Karena jangan-jangan mereka memiliki maksud dan tujuan tertentu. 

Tidak Hanya Sekedar Menjaga Tetapi Juga Membimbing. 

Meski profesi saya sebagai penjaga tahanan, namun faktanya tidak hanya sekedar menjaga tetapi juga membimbing dan mengarahkan para warg binaan. Meski kebanyakan mereka berusia lebih tua dari saya, namun mereka menganggap saya sebagai orangtua yang mampu membimbing dan mengarahkan. Ya mereka mungkin pernah bersalah dan melanggar hukum, namun selalu ada kesempatan untuk berbuat baik dan  memperbaiki kesalahan. Di tempat inilah mereka mulai memerbaiki diri. Mulai dari belajar mengaji, shalat dan belajar keterampilan yang disediakan oleh instansi saya. Banyak dari mereka yang mengaku jika di sinilah mereka bisa belajar mengaji, shalat dan puasa. 

Jujur mendengar pengakuan mereka saya merasa sedih sekaligus senang. Sedih karena mereka ternyata banyak meninggalkan perintah Tuhan. Senang karena mereka mulai menyadari dan mau belajar di tempat ini. Belajar untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tidak jarang mereka juga sering curhat tentang amsalah keluarga dan meminta solusi. Biasanya juga dari petugas memberikan sedikit siraman rohani kepada warga binaan untuk menyejukkan hati dan juga sebagai sarana untuk sharing dan belajar bersama. Siraman rohani ini biasanya dilakukan sekali seminggu. Hal ini sangat bermanfaat untuk mereka, karena dapat menambah wawasan dan pengetahuna mereka terutama tentnag agama. 

Stereotip terhadap Pekerjaan 

Sebagai perempuan yang bekerja di tempat yang didominasi oleh kaum laki-laki, tentu menjadi tantangan tersendiri. Bnayak yang menganggap sebelah mata dan juga dengan pandangan meremehkan. Sebagai kaum minoritas di tempat kerja memang pandangan seperti itu mungkin terjadi,apalagi saya  termasuk anak baru. Sehingga banyak yang menganggap remeh kemamppuan yang saya miliki untuk bekerja di tempat ini. Saya pun bersikap berusaha untuk tidak mengambil hati dan membiarkannya. 

Namun tidak semua harus mengandalka kekuatan, ada sisi lain yang harus didekati dengan pendekatan kemanusiaan. Berkali-kali saya mendengar bahwa sistem pemasyarakatan telah berubah. Yang awalnya menggunakan sistem penjara yaitu dengan melakukan pembalasan dengan kekerasan, namun sistem itu kini telah berubah. Yaitu dengan memanusiakan para warga binaan dan tetap memberikan hak-hak kepada mereka seperti mendapatkan makan, melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan keyakinannya dan juga hak-hak lainnya. Selain itu dengan menggunakan pendekatan yang lebih manusiawi mereka akan tersentuh hatinya dan saya berharap mereka bisa menyadari kesalahan dna tidak mengulanginya di kemudian hari. 

Mungkin jika mengandalkan kekuatan saya memang bukan ahlinya. Namun ada banyak hal lain yang bisa dikerjakan di tempat ini. Misalnya sja administrasi dan lainnya yang bisa dikerjakan oleh kaum perempuan. hal ini membuktikan jika kaum laki-laki dan perempuan saling membutuhkan dan bisa menjadi partner. mereka saling mengisi dan melengkapi untuk menjadi tim yang solid. Ada hal yang lebih baik jika dikerjakan oleh kaum perempuan dan ada hal juga yang lebih baik dikerjakan oleh kaum laki-laki. Jadi seharusnya tidak boleh menganggap rendah yang lainnya karena sama-sama memiliki kelebihan dan juga kekurangan. 

Pengalaman yang Berharga

Bekerja di tempat ini memberikan saya pengalaman yang luar biasa dan sangat berharga. Bertemu dengan orang-orang yang melanggar hukum membuat saya banyak tahu tentang berbagai kepribadian yang selama ini tidak saya ketahui. Saya juga belajar dari pengalaman mereka, bagaimana mereka menjalani kehidupan sebelumnya hingga akhirnya mereka melanggar hukum. Setiap manusia pasti pernah berbuat kesalahan dan selama masih hidup kita punya kesempatan untuk memperbaikinya untuk menjadi lebih baik. Karena tidak ada manusia yang sempurna. 

Dari pengalaman mereka, saya belajar untuk lebih berhati-hati agar tidak berurusan dengan hukum. Tidak ada yang tahu bagaimana nasib manusia ke depannya. Banyak dari mereka menyesal setelah masuk ke penjara. Karena di penjara tidak  enak dan tidak nyaman dan yang paling berat adalah tidak bisa berkumpul dan bertemu dengan keluarga. Meskipun mereka berbuat salah namun mereka mencintai keluarga mereka. Mereka sering bercerita dan mengatakan jika mereka merindukan anak-anak dan keluarga mereka. Saya pun menghibur dan memberikan dukungan bahwa waktu akan segera berlalu dan akan tentu saja mereka akan segera pulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun