Mohon tunggu...
Sri Ayuningsih
Sri Ayuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa D3 -

Mahasiswa aktif di Akademi Televisi Indonesia Instagram : @ayuchoi22

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Contoh Teks Resensi Novel (Lapangan Golf Maut, Agatha Christie)

20 April 2018   15:58 Diperbarui: 30 April 2018   11:54 2029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
alisarbi.wordpress.com

1. Identitas Novel

  • Judul Novel            : Lapangan Golf Maut
  • Jenis                         : Terjemahan
  • Penulis                    : Agatha Christie

(pawprints.kashalinka.com)
(pawprints.kashalinka.com)
  • Alih Bahasa           : Ny. Suwarni AS
  • Penerbit                  : PT Gramedia Pustaka Utama
  • Tahun Terbit         : Cetakan keenam Mei 2011
  • Jumlah Halaman : 340 halaman
  • Genre Novel          : Chriminal,Mysteri/Thriller, Detective, Romance

2. Sinopsis Novel

Apakah hubungan antara dua pembunuhan yang dilakukan dengan selang waktu dua puluh tahun? Antara istri jutawan yang misterius dan kekasih gelap laki-laki itu yang tinggal di villa sebelah? Antara seorang gadis penghibur yang cantik dan pemerasan yang jahat?

Rantai apakah yang menghubungkan sehelai rambut, sebilah pisau pembuka amplop yang berdarah, suatu jejak kaki yang kabur, dan mayat yang wajahnya rusak di lubang golf di sebuah lapangan golf pribadi?

Hercule Poirot menerima sepucuk surat dari Perancis yang isinya menjelaskan bahwa si pengirim sedang terancam pembunuhan, pengirim bernama Mr. Renauld meminta Poirot untuk segera datang ke Perancis dan membantunya menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian Poirot dan temannya yang bernama Kapten Hastings menuju Perancis guna memenuhi keinginan Mr. Renauld.

Agaknya takdir mempertemukan Kapten Hastings dengan seorang wanita penghibur yang pada pandangan pertama mampu mencuri setengah hatinya, namun walau demikian Kapten Hastings tidak tahu mengenai nama atau asal-usul gadis tersebut, ia hanya memanggilnya dengan sebutan Cinderella, namun siapa sangka bahwa Cinderella pujaan hati Kapten Hastings merupakan kunci dari semua masalah yang akan timbul nantinya?

Plot berpindah pada saat Hercule Poirot dan kapten Hastings sampai di Perancis, tidak ada mobil yang seperti dijanjikan oleh Mr. Renauld akan menjemput mereka, tidak ada sama sekali kabar lebih lanjut dari Mr. Renauld. Namun Poirot dan Hastings memutuskan segera pergi menemui Mr. Renauld di kediamannya.

Sesampainya di sana, Poirot dan Hastings juga bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik, Hastings menyebutnya sebagai peri kecantikan, namun bagi Poirot gadis itu hanya seorang gadis berkulit putih dengan binar bola mata penuh ketakutan.

Poirot dan Hastings bertemu dengan gadis itu untuk bertanya di mana tepatnya kediaman Mr. Renauld, dengan binar mata itu sang gadis menunjuk sebuah Villa yang saat itu dalam keadaan ramai, ketika sampai di sana Poirot dan Hastings kaget, mereka saling bertatapan guna mengatakan bahwa mereka sepertinya terlambat, karena Mr. Renauld ditemukan sudah meninggal di rumahnya, tepatnya di lubang lapangan golf pribadi miliknya, dalam keadaan telanjang dan sebilah pisau pemotong surat yang tertanam di punggungnya.

Kematian Mr. Renauld disebut-sebut sebagai kematian yang disebabkan oleh adanya perampokan yang terjadi, karena Mrs. Renauld ditemukan terikat dalam kamar dengan keadaan yang sangat berantakan. Namun dengan ditemukannya bukti bahwa semua pintu ataupun jendela yang ada di rumah sama sekali tidak dibuka secara paksa membuat Poirot dan Hastings menyangsikan akibat pembunuhan Mr. Renauld tersebut.

Tidak hanya kabar mengenai kematian Mr. Renauld yang membuat Poirot dan Hastings kaget, namun diketemukannya sebuah mayat berwajah rusak di dalam gudang dekat lapangan golf pun membuat Poirot dan Hasting semakin yakin bahwa kasus yang menimpa Mr. Renauld tidak hanya kasus pembunuhan akibat perampokan biasa.

Ini kasus langka, dimana Mrs. Renauld yang bersaksi bahwa benar adanya bahwa terjadi perampokan di dalam rumahnya dalam keadaan yang cukup tenang, kemudian ia menjerit histeris dan jatuh pingsan ketika melihat mayat suaminya. Poirot yakin, bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Mrs. Renauld tentang kematian suaminya. Wanita berwajah cerdas dan misterius itu menyembunyikan sesuatu yang menjadi salah satu kunci dari misteri ini, yang tentunya tidak akan bisa Poirot gali dengan mudah.

Bukti demi bukti bermunculan, Poirot sempat bersitegang dengan detective muda dari markas besar kepolisian yang bernama Giraud. Poirot menganggap bahwa Giraud hanya memanfaatkan bukti tanpa memanfaatkan sel-sel kecil kelabu miliknya dalam sebuah kasus dan itu sama sekali tidak cocok dengan gaya bekerja Poirot. Sedangkan Giraud memandang Poirot adalah seorang detective tua yang lamban yang tidak bisa secara tegas mengemukakan kesimpulannya namun hanya berfikir tanpa melakukan sesuatu, dan itu juga tidak cocok dengan cara kerja Giraud.

Akibatnya, Poirot dan Giraud melakukan penyelidikan secara terpisah tanpa mau saling bekerja sama, baik dalam menemukan sebuah bukti atau menemukan sebuah kemungkinan. Sebagai contoh bahwa bukti yang ditemukan Giraud adalah bekas putung rokok yang terlihat penting, namun bukti yang ditemukan Poirot adalah sebilah besi timah yang terlihat tidak penting dan tidak ada hubungannya dengan kasus ini.

Kemudian lagi, Giraud menemukan sebuah surat bernada cinta di mantel terakhir yang dipakai oleh Mr. Renauld sebelum kematiannya yang membuat Giraud menarik kesimpulan bahwa Mr. Renauld berselingkuh, dan selingkuhannya mulai memeras pria itu. Sedangkan Poirot menemukan sehelai rambut di ruang kerja Mr. Renauld, dan mendapati bahwa mantel yang dikenakan Mr. Renauld lebih besar ukurannya dibandingkan dengan ukuran badannya.

Hal ini membuat Hastings bimbang, sebenarnya ia lebih mempercayai semua bukti dan kesimpulan yang dikemukakan oleh Giraud dan menyangsikan sel-sel kelabu yang menurutnya bodoh milik Poirot. Ia menganggap Poirot terlalu berteka-teki tanpa mau menyusun potongan puzzle dengan cepat.

Namun sebagai orang yang mengenal Poirot, ada sedikit perasaan yakin Hastings terhadap Poirot, dan siapa sangka bahwa sel-sel kelabu milik Poirot terbukti benar adanya. Hastings malu dan mulai mengakui kehebatan seorang Hercule Poirot dan sel-sel kelabu miliknya dalam menyelesaikan sebuah kasus pembunuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun