Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terus Perkuat Solidaritas di Tengah Pandemi Corona

25 Maret 2020   00:03 Diperbarui: 25 Maret 2020   00:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lawan Corona - indonesiadermawan.id

Wabah virus corona terus menyebar ke seluruh negara, termasuk Indonesia. Satu per satu masyarakat tertular dan meninggal karena virus ini. Di Indonesia sendiri, per 24 Maret 2020, kasus positif corona sudah mencapai 686 orang. Meninggal 55 orang dan sembuh 30 orang. Sementara di tingkat global, terdapat 382,420 yang dinyatakan positif, 16,569 meninggal, dan 102,513 bisa disembuhkan. Angka ini tentu saja terus mengalami peningkatan setiap harinya.

Beberapa negara telah mengeluarkan berbagai cara, untuk meredam penyebaran virus ini. Ada yang memutuskan social distancing, namun ada juga yang memutuskan lockdown. Di Indonesia sendiri, baru sebatas himbauan untuk saling menjaga jarak, tidak beraktifitas di luar rumah, dan mengusulkan untuk bekerja dari rumah, beribadah dari rumah, dan beraktifitas di dalam rumah.

Di Indonesia sendiri, responnya pun beragam. Ada yang tidak peduli dan tetap memilih beraktifitas di luar rumah, ada juga yang memanfaatkan momentum ini untuk menimbun masker dan kemudian dijual kembali dengan harga selangit. Ada juga yang menebar hoaks untuk memunculkan keresahan di tengah masyarakat. Dan ketika emosi dan amarah masyarakat tersulut, yang muncul adalah hoaks, ujaran kebencian dan provokasi.

Kerjasama yang paling ampuh adalah dengan cara memperkuat solidaritas, dan kerjasama semua pihak. Tidak bisa menghadapi corona dengan cara parsial. Karena virus ini mampu menyebar ke semua orang, tak peduli apa latar belakangnya. Saat ini saja, dari level menteri hingga masyarakat biasa sudah ada yang terkena corona. Dari balita hingga masyarakat dewasa, juga ada yang telah terpapar virus covid-19 ini.

Karena itulah, kita harus saling menguatkan satu sama lain. Kita harus saling mengingatkan, agar tidak ada masyarakat yang terpapar virus ini. Banyak hal yang bisa kita jadikan pembelajaran bersama terkait penyebaran virus ini. 

Di Itally misalnya. Negara maju yang punya teknologi dan kedokteran yang jauh lebih bagus, tidak luput dari serangan virus ini. Bahkan, angka kematiannya jauh lebih tinggi dibandingkan China, yang menjadi negara pertama yang terpapar virus ini.

Indonesia akan bisa menjadi seperti Itally, jika masyarakatnya enggan mematuhi himbauan pemerintah, untuk melakukan social distancing. Virus ini menyebar melalui interaksi manusia. Dan salah satu tipikal masyarakat Indonesia adalah, suka melakukan hal secara bersama-sama. Karena itulah, gotong royong merupakan salah satu identitas yang kuat bagi masyarakat Indonesia. Namun, kebersamaan secara fisik saat ini perlu dikurangi, dan diganti kebersamaan secara maya. Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memperkuat social distancing, menjadi hal yang musti dilakukan saat ini. Mari terus memperkuat solidaritas antar sesama, agar kebersamaan untuk melawan corona terus menggema di dunia maya dan dunia nyata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun