Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepalsuan Halusinasi Masa Lalu

28 Januari 2020   19:54 Diperbarui: 28 Januari 2020   20:06 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs Budaya Online - sahadatsunda.blogspot.com

Beberapa waktu terakhir ini kita sering dibuat tersenyum karena ulah beberapa orang yang ingin mendirikan kerajaan di Indonesia. Bolehlah kita sebutkan di sini semisal Sunda Empire, Keraton Agung Sejagat dan lain-lain. Mereka punya raja atau pemimpin, bahkan ratu dan perangkat kerajaan seperti istana dan lain-lain hasil patungan para anggotanya yang percaya pada para raja tersebut.

Alasan mereka mendirikan itu karena merupakan cagar budaya yang harus dilestarikan sembari mengungkapkan beberapa silsilah dan sejarah yang sulit difahami oleh awam, kecuali oleh para sejahrawan dan arkeolog.

Meski begitu memang ada beberapa komunitas yang merupakan keturunan raja-raja di Bali seperti  keturunan raja Karangasem, keturunan raja Ubud dan keturunan Badung dan lain sebagainya. Di Jawa ada komunitas Galuh yang merupakan keturunan kesekian raja Pajajaran. Ada juga keturunan raja-raja di Sumenep dan beberapa raja di Jawa Tengah  seperti Cirebon dan Solo serta Yogyakarta.

Di luar Jawa dan Bali ada keturunan raja-raja Buton, keturunan raja Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie (kesultanan Kadriah) dan kesultanan Maimun di Deli Sumatera Utara serta beberapa kerajaan lainnya.

Pada umumnya komunitas para keturunan itu memang bisa menunjukkan bukti berupa silsilah atau saksi yang menunjukkan bahwa mereka merupakan keturunan dari para raja itu. Biasanya bukti itu berupa hal-hal yang tertulis maupun peninggalan para raja-raja sebelumnya. Kita bisa melihat semisal bekas kerajaan Ubud, maka di Ubud memang ada bekas tempat tinggal para raja itu. Atau kesultanan Kadriah yang meski sudah berubah menjadi suram (tempat rajanya) tetapi peninggalan-peninggalannya masih bisa ditunjukkan secara lugas. Ini juga terjadi di beberapa kerajaan lainnya seperti Maimun dan lain sebagainya. Artinya ada satu cetak biru yang bisa menunjukkan bahwa mereka merupakan keturunan raja tertentu.

Hal lain dari komunitas keturunan raja adalah umumnya mereka berkecimpung pada kegiatan sosial, kecuali keraton Yogyakarta yang masih memakai Sultan sebagai pemimpin wilayah. 

Para keturunan ini melakukan kegiatan sosial untuk membantu masyarakat dan bukan menarik dana dari masyarakat seperti yang dilakukan 'raja-raja' baru yang bermunculan akhir-akhir ini.

Sehingga apa yang dilakukan oleh Keraton Agung Sejagat atau Sunda Empire yang menarik dana dari masyakat untuk 'membangun kerajaannya' adalah tidak pada tempatnya alias palsu dan berlandaskan halusinasi masa lalu tanpa bukti dan cetak biru yang jelas.

Yang lebih penting lagi, kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Nusantara sudah lama melebur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun