Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjaga Semangat Toleransi di Tempat Ibadah

28 November 2018   07:27 Diperbarui: 28 November 2018   07:58 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Kudus - Tribunnews.com

Keberagaman di Indonesia sudah tidak bisa diragukan lagi. Keberagaman di negeri ini merupakan anugerah yang diberikan Tuhan YME, yang harus dijaga oleh setiap generasi. Karena kaberagaman itu sudah menjadi hal yang melekat bagi masyarakat Indonesia, budaya di negeri ini pun sangat toleran terhadap sebuah perbedaan. Banyak jejak sejarah yang menjelaskan tentang toleransi dan kerukunan antar umat beragama terjadi di Indonesia. Jika kita melihat dari jejak bangunan masa lalu, akulturasi antar agama dan budaya masih bisa kita temukan. Akulturasi juga bisa kita lihat jejaknya di tempat-tempat ibadah masa lalu.

Masjid Agung Demak merupakan salah satunya. Masjid ini dibangun dengan corak kebudayaan Bali, berpadu dengan gaya rumah tradisional Jawa Tengah. Sejumlah penelitian menyebutkan, bentuk bangunan seperti masjid agung Demak ini merupakan ciri bangun di pusat kerajaan Majapahit. Namun, bentuk atap masjid berupa tiga susun tajug ini, dinilai sebagai bentuk akidah Islam yang terdiri dari Iman, Islam dan Ihsan. Bentuk masjid ini merupakan bentuk akulturasi dan toleransi masjid, sebagai sarana penyebaran Islam di tengah masyarakat yang ketika itu sudah memeluk agama Hindu.

Hal yang sama juga terlihat melalui menara masjid Kudus. Menara masjid ini merupakan bentuk akulturasi budaya Hindu, Jawa dan Islam. Penyebaran Islam di Jawa melalui Wali Songo, menggunakan menggunakan pendekatan budaya Hindu, agar masyarakat ketika itu bisa memahami Islam. Karena hal inilah, cerminan toleransi dan akulturasi itu seringkali terlihat dalam arsitektur tempat ibadah, termasuk masjid Kudus ini. Semua orang bisa sholat dan beribadah di masjid ini. Karena masjid hasil dari akultarasi budaya, menerima siapa saja untuk bisa mendekatkan diri dengan Allah SWT.

Jika kita melihat fakta diatas, toleransi dan keragaman masyarakat Indonesia sudah terlihat melalui arsitektur tempat ibadah. Segala aktifitas yang terjadi di dalam masjid, juga harus mendorong terjadinya toleransi agar kerukunan antar umat beragama tetap terjaga. Sayangnya, seiring perkembangan zaman, ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan tempat ibadah seperti masjid, untuk kepentingan yang tidak baik. Salah satunya adalah menyebarkan bibit kebencian dan radikalisme, melalui penyebaran brosur dan selebaran serta ceramah di masjid.

Dan baru-baru ini, Badan Intelijen Negara (BIN) menemukan 41 masjid di lingkungan kantor lembaga dan kementerian yang terpapar radikalisme. 17 diantaranya sudah pada level yang sangat tinggi. Sebelumnya, juga banyak kajian dan survei yang menyebutkan hal yang sama. Ini menunjukkan, penyebaran paham radikalisme bisa menyusup melalui apa saja. Masjid yang semestinya digunakan untuk beribadah justru disalahgunakan untuk kepentingan yang tidak baik.

Mari kita jaga masjid di lingkungan tempat kita tinggal agar terbebas dari pengaruh intoleransi dan radikalisme. Jagalah masih berfungsi seperti asalnya, yang menghormati keberagaman. Meski Indonesia tumbuh menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar, tapi keberadaan pemeluk agama lain juga merupakan fakta yang harus diperhatikan. Jika masyarakat Indonesia yang ketika itu sudah memeluk agama Hindu dan Budha secara terbuka, Islam pun juga sama. Karena tidak ada satupun agama di negeri ini yang mengajarkan kebencian dan ketidakbaikan. Sekali lagi, stop penyebaran bibit intoleransi dan radikalisme di masjid.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun