Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemuda Harus Gigih Melawan Radikalisme dan Terorisme

31 Oktober 2017   06:26 Diperbarui: 31 Oktober 2017   07:41 2029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemuda Bersatu - http://www.republika.co.id

Sejarah perjuangan republik ini memang tidak bisa dilepaskan dari perjuangan para pemuda. Ikar sumpah pemuda yang menggema ke seluruh Indonsia, juga tidak bisa dilepaskan dari keinginan kaum muda, agar Indonesia bisa bersatu melawan penjajah ketika itu. Dengan persatuan, maka kemerdekaan akan bisa diraih. 

Ikrar sumpah pemuda ini juga merupakan upaya untuk menjaga keberagaman di Indonesia tetap terjaga. Karena keberagaman itu sendiri merupakan bagian dari Indonesia. Meski bahasa daerah kita berbeda-beda, tapi kita tetap mempunyai bahasa nasional yang sama, yaitu bahasa Indonesia. Kita juga memiliki bangsa dan tanah yang sama, yaitu Indonesia.

Sebentar lagi, kita akan memperingati hari pahlawan. Hari itu juga tidak dilepaskan dari perjuangan para pemuda. Para santri yang usianya masih relative muda ketika itu, meninggalkan pesantren dan bersatu melawan penjajah. Resolusi jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy'ari disambut positif oleh para santri. Karena Tuhan melahirkan manusia dalam keadaan merdeka. Karena itulah kemerdekaan harus tetap diwujudkan dan dipertahankan. Dan penjajahan harus dilawan karena tidak sesuai dengan ajaran agama.

Dari kedua contoh diatas menunjukkan, begitu pentingnya peranan pemuda dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Pemuda sebagai garda terdepan, memimpin dan memberikan segala kreativitas, inovasi, dan keberaniannya untuk memberikan kontribusi positif bagi negeri ini. Lalu, bagaimana dengan sekarang? Apakah para pemuda masih meneladani semangat sumpah pemuda dan hari pahlawan? Sebagai generasi penerus bangsa, mari kita saling introspeksi. Tak dipungkiri, sebagian generasi muda saat ini justru tidak menjadi generasi yang cerdas. Mereka mudah diprovokasi dan termakan ujaran kebencian. Propaganda radikalsime keagamaan dengan cara kekerasan, begitu masif kita temukan di dunia maya. Akibatnya, sebagian generasi muda menjadi korban bujuk rayu kelompok radikal.

Dalam perayaan hari sumpah pemuda, 28 Oktober 2017, para mahasiswa dan perguruan tinggi menggelar deklarasi anti radikalisme secara serentak. Semangat memerangi radikalisme dan terorisme ini, diharapkan bisa terus dijaga oleh para generasi muda. Karena radikalisme dan terorisme terbukti telah merusak keutuhan negeri, dan memutus harapan anak muda untuk bisa maju dan berkembang. 28 Oktober 2017, diharapkan sebagai tonggak perjuangan generasi milenial melawan radikalisme. Karena radikalisme masuk dengan menggunakan berbagai cara, anak muda yang cerdas harus mencari inovasi untuk melawan paham yang mengusung kekerasan itu.

Jika kelompok radikal menggunakan media sosial untuk melakukan propaganda dan merekrut anggota, generasi milenial harus cerdas juga harus menggunakna media sosial untuk menyebarkan virus perdamaian. Virus radikalisme harus dilawan dengan virus perdamaian. Pemikiran harus dilakwan dan pemikiran dan adu gagasan. Karena memang begitulah anak muda. Harus memaksimalkan akal dan pikiran, tapi dalam waktu yang sama harus meminimalisir hawa nafsu yang berpotensi melahirkan amarah. Ketika amarah tidak terkendali, maka radikalisme akan mudah masuk. Dan ketika pemikiran yang radikal itu masuk, maka perilakunya berpotensi berubah menjadi perilaku teror. Karena itulah, mari meneladani semangat sumpah pemuda dan hari pahlawan, untuk gigih melawan radikalisme dan terorisme.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun