Mohon tunggu...
Petrus Purnama
Petrus Purnama Mohon Tunggu... -

Hanya seorang yang mau belajar 'mengetik' di keyboard... Dan Mau membaca ketikan orang lain. Pemerhati Social Entrepreneurship dan Internet Marketing, suka masalah Teknologi khususnya Internet.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngopi in The morning: Struggle

2 Juli 2010   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:09 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_181285" align="alignleft" width="300" caption="worldproutassembly.org"][/caption] Secangkir kopi menyegarkan tubuh dipagi hari, memberi semangat baru untuk mengarungi hari. Inspirasi hidup menggugah hati - menyegarkan jiwa. S’mangat Pagi.

Hari itu mereka sekeluarga sedang mencobai apa yang menjadi ketakutan atas mitos hari Jumat tanggal 13 atau Friday the 13th. Ya mereka melakukan penerbangan sekeluarga menjelajahi pegunungan andes yang dingin, dan tak disangka sebelumnya, pesawat menghantam pegunungan Andes dan jatuh.

13 orang penumpang meninggal seketika, ketika pesawat terjatuh, sedangkan 32 orang lainnya selamat walaupun dalam kondisi terluka. Para penumpang yang selamat menunggu dengan cemas akan adanya pertolongan dalam dinginnya Pegunungan Andes yang bertemperatur -37 Celcius, mencoba bertahan hidup dengan meminum air dari lelehan salju, menghangatkan tubuh dengan berdempetan satu dengan yang lain ketika tidur, dan memakan makanan yang diperoleh dari kargo pesawat.

9 hari lamanya mereka menantikan pertolongan yang tidak kunjung datang, mereka akhirnya mengadakan suatu rapat, untuk membahas, apabila diantara mereka meninggal maka penumpang yang selamat akan diperbolehkan untuk memakan mayat dari teman mereka yang meninggal. Dua minggu dari jatuhnya pesawat mereka menjadi lebih putus asa karena mereka mendengar diradio, pencarian dihentikan. 60 hari kemudian satu orang bernama Nando Parrado dan dua orang lainnya memutuskan untuk mencoba keluar mencari pertolongan daripada sekedar menunggu.

[caption id="attachment_181287" align="alignright" width="240" caption="www.parrado.com"][/caption] Berbekal baju yang dirangkap untuk melawan hawa dingin dan ransum dari daging mayat teman-temannya, Nando dan dua orang temannya mengarungi dinginnya pengunungan Andes. Perjuangan yang sangat melelahkan selama 10 hari dalam dinginnya udara, dan kelaparan yang amat sangat, akhirnya berakhir. Mereka ditemukan oleh seorang petani dan melaporkannya pada regu penolong.

Akhirnya 22 Desember 1972 , perjuangan Nando Parrado bisa menyelamatkan 16 orang yang tersisa yang masih menunggu di pegunungan Andes. Penantian selama 72 hari itu menjadi inspirasi sebuah Film yang dibuat kemudian.

Pada suatu kondisi tertentu, suatu sikap perlu diambil, dan sikap itu perlu diperjuangkan untuk mencapai apa yang sudah diputuskan, betapapun sulitnya . Sikap apa yang diambil oleh Nando menggambarkan itu, dia memilih berjuang daripada mati dengan sia-sia.

Memang pada akhirnya apa yang diperjuangkan mencapai keberhasilan, walaupun mungkin apabila Nando tidak berhasil dan meninggal ditengah jalan, yang terpenting dia sudah melakukan yang terbaik untuk berjuang mencari pertolongan bagi korban yang ditinggal di Pegunungan Andes.

Hidup itu Perjuangan kata orang,maka kita perlu tetap fokus pada perjuangan hidup kita, apapun hasilnya, ketika kita berjuang berarti kita sudah berani melangkah untuk melakukan sesuatu daripada hanya berdiam diri.

Saya sebenarnya ‘terhenyak’, betapa sia-sianya hidup saya apabila hanya berdiam, tidak ada sesuatu yang diperjuangkan. Saya ingin meniru apa yang dilakukan Nando,  saya melakukan sesuatu yang akan saya perjuangkan untuk mencapai hasil yang saya tuju. Apapun hasilnya yang terpenting saya sudah melakukan suatu langkah, bukan stagnan, baik bagi diri sendiri, lingkungan keluarga, dan masyarakat luas. Where there No stuggle, There is No Strength kata Oprah Winfrey, ya suatu perjuangan akan membuat kita semakin kuat.

“It is the eternal struggle between these two principles - right and wrong. They are the two principles that have stood face to face from the beginning of time and will ever continue to struggle. It is the same spirit that says, "You work and toil and earn bread, and I'll eat it."” ~ Abraham Lincoln

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun