Mohon tunggu...
Harry Puguh
Harry Puguh Mohon Tunggu... Administrasi - Sustainability Profesional

Saya bekerja di lembaga swadaya masyarakat selama lebih dari 20 tahun dan sekarang bekerja dibidang sustainability

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Racun Agama

15 Mei 2018   11:32 Diperbarui: 15 Mei 2018   12:15 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa kali ketika saya beribadah, dan saat pengkotbah membicarakan kepercayaan orang lain pakai sudut pandang negatif, atau berkotbah tentang kebencian dan memuja harta benda, saya mengambil keputusan keluar ditengah-tengah kotbah. Saya gak akan membuang-buang waktu mendengarkan omong kosong di gereja.

Mungkin kalau kondisi semakin ekstrim, ketika pemuka agamaku mengajarkan kebencian, mengkafirkan sesama, dan pembunuhan. Bisa jadi saya orang yang pertama akan maju ke mimbar dan menyeret dia ke kantor polisi terdekat.

Yang sangat mengherankan adalah, begitu mudah kita menoleransi kebodohan dan omong kosong, atas nama kesucian dan dilakukan di Rumah Tuhan.

Yang menghasilkan zombie-zombie, keluar rumah ibadah bukan menjadi orang yang tercerahkan, tetapi jadi manusia yang tercuci otak, tatapan mata kosong seperti mayat hidup.

Sampai pada saatnya tanpa sadar, pola-pola itu meracuni kehidupan sosial kita, bersekat, saling curiga dan punya tendensi untuk saling membunuh.

 Itukah tujuan kita beragama dan bertuhan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun