Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyambut Vaksin

9 Januari 2021   10:18 Diperbarui: 9 Januari 2021   10:21 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar (https://www.bbc.com/news/world-europe-55198166)

Pandemi virus corona  telah memasuki babak baru di bangsa ini. Sejak kasus pertama diumumkan pada bulan Maret 2020, kita semua bertahan dengan melakukan protokol kesehatan yang telah dihimbau oleh pemerintah. Banyak pengamat mengatakan, kita sedang melawan musuh yang tak kasat mata. Oleh karena itu, mau tak mau, suka tidak suka semua harus mendisiplankan diri untuk menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan sembari menunggu vaksin datang.

Alhasil, setelah 10 bulan menunggu, pemerintah memutuskan untuk membeli vaksin dari perusahaan vaksin raksasa Tiongkok China, Sinovac. Walau vaksin ini diketahui masih dalam proses uji fase klinis tahap tiga, pemerintah tetap bersikukuh untuk menggunakannya.

Sejarah dan Manfaat Vaksin 

Vaksin pertama kali dikembangkan pada tahun 1796 oleh Edward Jenner yang berhasil melakukan inokulasi bahan yang didapatkan dari nanah cowpox (cacar sapi) kepada pasien untuk mencegah cacar. Kemudian ada nama Louis Pasteur yang berhasil menemukan vaksin rabies pada akhir abad 19.  Secara singkat, pada tahun 1900 telah dikenal 5 jenis vaksin untuk manusia yaitu vaksin cacar, rabies, kolera, thipoid dan pes.

Di Indonesia sendiri, sejarah imunisasi dimulai dengan imunisasi cacar (1956), imunisasi campak (1963), imunisasi BCG untuk tuberculosis (1973), imunisasi tetanus toxoid pada ibu hamil (1974) imunisasi difteri, pertusis, tetanus (DPT) pada bayi (1976), polio (1981), campak (1882), hepatitis B (1997), hingga inisiasi imunisasi Haemophilus Influenza tipe B dalam bentuk vaksin pentavalen.

Skema Vaksinasi Nasional di Indonesia

Sejauh ini telah ada 5 vaksinasi dasar yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dan semua diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Diantaranya adalah Vaksin Hepatitis B, BCG, Polio, DPT/Hb, dan Measles Rubella (MR). Manfaat vaksinasi ini tentu telah banyak menyelamatkan jutaan nyawa penerus tongkat estafet bangsa Indonesia. Anda bisa mendapatkan pada fasilitas kesehatan tingkat dasar yaitu Puskesmas terdekat tempat anda tinggal.

Lalu bagaimana  dengan skema vaksinasi massal covid-19?

Road Map pelaksanaan vaksinasi covid-19 oleh pemerintah, ditargetkan 70% penduduk Indonesia akan mendapatkan vaksin, dimulai pada bulan Januari 2021. Kira --kira ada 160 juta orang yang berada di rentang usia 18-59 tahun akan mendapatkan suntikan vaksin. Jika dikalkulasikan pada tahun 2021  total masyarakat Indonesia sebanyak 270 juta jiwa, maka hanya ada sekitar 59,2% yang akan terjangkau vaksin. Dari sisi pembiayaan sendiri, presiden Joko Widodo mengaku akan memberikan vaksin gratis kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Simpang siur masalah vaksin gratis atau mandiri tentu paling banyak menarik minat publik. Banyak yang menolak bila pemerintah melakukan komersialiasi terhadap vaksin tersebut, mengingat kebijakan itu jelas bertolak dan melawan perintah konstitusi. Namun permasalahan utama dari skema vaksinasi ini adalah mampukah pemerintah mencapai  herd immunity 60-70% (kekebalan kelompok) dari total jumlah populasi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun