Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prestasi Ahok Pukulan Telak untuk Anies

17 Februari 2020   18:21 Diperbarui: 18 Februari 2020   18:36 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto (pinterpolitik.com)

Saya tidak peduli bapak ibu tidak memilih saya lagi karena saya menjunjung tinggi keadilan sosial di Jakarta. Yang saya ingin bapak ibu mendapatkan hak di Jakarta (Basuki Tjahja Purnama)

Lembaga Survei Indo Barometer baru-baru ini merilis data survei mereka yang menimbulkan kontroversi. Bagi saya data ini benar benar menjadi api pemantik diskusi dan membuat banyak pengamat politik, politikus dan netizen juga angkat suara.

Dalam data itu menyebutkan Basuki Tjahja Purnama atau yang akrab disapa Ahok, menjadi Gubernur yang paling sukses dalam mengatasi banjir di Jakarta. Ia memperoleh nilai 42% dan unggul dari pesaingnya yang kini menjabat sebagai Gubernur Jakarta, Anies Baswedan (4,1%). 

Tidak hanya Anies Baswedan, Presiden RI, Joko Widodo yang dulunya juga adalah Gubernur  DKI Jakarta hanya duduk diperingkat kedua (25%). Itu artinya, Anies Baswedan belum mampu mengatasi banjir seperti para pendahulunya.

Sumber foto (antaranews.com).
Sumber foto (antaranews.com).
Tentunya ini adalah sebuah prestasi sekaligus pukulan yang menohok untuk pejabat teras di Pemprov DKI Jakarta. Membandingkan keberhasilan Ahok dan Anies ibarat membandingkan dua sosok pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang berbeda. Mereka terlahir sama namun tak setara soal kualitas kepemimpinan.

Bukan berarti membandingkan kerja Anies dan prestasi Ahok adalah pendukung yang belum move on dari hasil pemilukada kemarin. Tetapi hal ini sesungguhnya sebagai sebuah pembakar semangat agar pemerintah yang ada saat ini lebih mampu bekerja lebih baik, bahkan seharusnya harus diatas para pendahulunya.

Mari berkontemplasi.

Banjir adalah masalah besar di ibu kota. Ia seperti korupsi yang sudah membudaya. Banjir di Jakarta hingga saat ini, masih belum bisa teratasi dan  daerah ini belum benar benar merdeka dari banjir. Entah masalahnya dimana. Namun ini adalah sebuah ironi yang wajib sama sama kita jawab dan selesaikan.

Setelah kurang lebih 2 tahun memimpin DKI Jakarta, Apa yang telah dan sudah dilakukan oleh masing-masing pemimpin? Ini adalah sebuah pertanyaan besar. Ketika Jokowi, Ahok, dan Anies memimpin, tindakan mereka adalah petuah yang menentukan birokrasi dibawahnya akan bagaimana bekerja. Misalnya bagimana pasukan Kuning,  milik pemprov DKI zaman Ahok begitu total bekerja dalam membersihkan sampah-smapah yang menyumbat digorong-gorong dan sungai. Lalu bagaimana dengan era Anies sekarang?

Entah diliput media atau tidak lagi, saat ini kerja pasukan kuning seperti melempem. Mereka tidak lagi dapat total membuat sungai sungai di Jakarta bersih seperti sebelumnya. Tentu ini menarik untuk diulas dan dikupas. Padahal era sebelumnya, media sangat getol betul memberitakan tentang perjuangan mereka. Ada apa dengan sekarang? Tentu penurunan kualitas  kinerja pegawai sebagai abdi negara dipengaruhi oleh pemimpinannya.

Prestasi Ahok lagi dalam mengatasi banjir misalnya dengan program Normalisasi Sungai. Sedianya normalisasi sungai dapat dilaksanakan jika rumah-rumah kumuh yang berada dibantaran sungai dapat digusur. Ketika kebijakan ini dijalankan, begitu banyak masyarakat yang berunjuk rasa memprotes hal ini. Namun karena tak ada pilihan lain, masyarakat yang digusur pun harus rela untuk dipindahkan ke wisma yang telah disiapkan oleh pemprov.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun