Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Empat Kelemahan Thailand yang Bisa Dieksploitasi Timnas Indonesia

28 Desember 2021   14:39 Diperbarui: 28 Desember 2021   20:07 3246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain tim Nasional Indonesia saat menjalani pemusatan latihan di Turki jelang Piala AFF 2020. Foto: PSSI via Kompas.com

Timnas Indonesia dan Thailand akan bertemu untuk keempat kalinya di final Piala AFF. Sebelumnya dalam 3 pertemuan final Piala AFF tahun 2000, 2002 dan 2016 perjuangan Timnas Indonesia untuk menyabet gelar juara, selalu dikandaskan Thailand. Di final Piala AFF 2020, tim skuad asuhan Coach Shin Tae-yong punya kesempatan untuk melakukan balas dendam.

Skuad Garuda berhasil tampil di babak final, setelah menang secara agregat melawan Singapura dengan skor 5-3 (1-1, 4-2). Sementara tim berjuluk gajah putih, lolos ke final setelah menang secara agregat melawan Vietnam dengan skor 2-0 (2-0, 0-0).

Pertemuan final Piala AFF 2020, juga akan menyajikan adu taktik dan strategi yang akan melibatkan dua pelatih hebat, yaitu Coach Shin Tae-yong, pelatih Indonesia dan Alexandre Polking, pelatih Thailand. Ini merupakan pertemuan pertama bagi kedua pelatih dan taktik siapakah yang paling jitu akan kita lihat bersama, dalam pertandingan final dua leg di Stadion Nasional, Singapura, pada hari Rabu (29/12/2021) dan Sabtu (1/1/2022).

Bagi Timnas Indonesia pencapaian luar biasa anak asuh Coach STY melaju hingga babak final Piala AFF 2020 sudah melebihi ekspektasi. Skuad muda yang dibawa Coach STY ke Singapura, mempunyai usia rata-rata 23,8 tahun. Minimnya pengalaman dan jarang tampil di fase-fase krusial ternyata tidak membuat Asnawi Mangkualam dkk, merasa minder sebelum bertanding.

Semangat juang dan mentalitas baja yang telah Coach STY tanamkan kepada skuad Garuda membuat tim ini, bermain penuh determinasi, militan, pantang menyerah dan  sangat kompak. Semangat dan permainan mirip-mirip Timnas Rep. Korea (sebelumnya Coach STY melatih Timnas rep. Korea di Piala Dunia 2018), membuat pecinta sepakbola tanah air merasa bangga melihat perjuangan skuad garuda selama di Piala AFF 2020.

Siapa yang menyangka, bahwa Timnas Indonesia akan mampu menyalip Vietnam di tikungan terakhir dalam perebutan status sebagai juara Grup B. Setelah Timnas Indonesia mampu menghancurkan Malaysia dengan skor 4-1 di pertandingan terakhir penyisihan grup.

Jadi pencapaian anak-anak muda skuad Garuda sudah kepalang tanggung, percuma pencapaian mereka jika hanya mentok di final. Mungkin 2-3 tahun lagi skuad ini akan dilupakan, tetapi jika anak-anak muda ini mampu menjadi Juara Piala AFF 2020, maka sejarah dan nama mereka akan tercatat dalam tinta emas sejarah persepakbolaan Indonesia.

Skuad Timnas Indonesia saat melawan Singapura. (Dok. AP Photo)
Skuad Timnas Indonesia saat melawan Singapura. (Dok. AP Photo)

Sekarang pilihan ada di tangan mereka, mau berjuang keras demi sebuah titel juara atau hanya berpuas diri mencapai babak final. Coach STY dan jajaran tim pelatihnya pasti sudah memilikii strategi dan taktik untuk meredam Thailand dalam laga final dua leg. Kecerdikan dan kejeniusan Coach STY, diharapkan mampu menipu pelatih Thailand.

Thailand memang tim kuat, namun kekuatan mereka masih di bawah Vietnam. Secara jam terbang skuad Thailand unggul jauh dibandingkan dengan pengalaman anak-anak muda skuad garuda. Tidak hanya itu, untuk urusan permainan skill individu, Thailand juga lebih unggul atas skuad garuda. Sehingga di laga final kali ini, Thailand berstatus sebagai tim unggulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun