Nampaknya wabah pandemi Covid-19 belum juga mereda di Indonesia. Sampai saat ini, jumlah korban terindentifikasi Covid-19 semakin bertambah dari hari ke hari. Resahnya bukan main, apalagi dalam dunia pendidikan.Â
Sebagai seorang pelajar atau mahasiswa pasti menginginkan belajar kembali di sekolah atau kampus. Sebab, rasa bosan dan jenuh selalu menyelimuti, ingin rasanya menghirup udara segara penuh kebebasan dari pandemi. Bagi saya pun demikian, sebagai mahasiswa aktif kuliah di semester 5 ini, belajar tidak cukup untuk sekedar menyerap teori tapi lebih dari itu adalah praktek dan budi pekerti.
Pandemi telah memutar 180 derajat pola pembelajaran dalam dunia pendidikan yang awalnya tatap muka harus dilaksanakan secara daring. Hal tersebut juga dirasakan oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang harus melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara daring di daerah tempat tinggalnya masing-masing. Ada kisah menarik yang saya lihat meskipun belum sama sekali merasakan KKN di tengah pandemi karena masih duduk di semester 5 bangku kuliah.
Kisah itu terjadi pada kegiatan KKN yang berfokus pada penanggulangan dampak Covid-19 di bidang Pendidikan ini dilaksanakan mulai dari November --Desember 2020. Ya, mendampingi guru saat mengajar. Mungkin bagi seorang mahasiswa yang memiliki dasar pendidikan hal ini nampak biasa, tetapi ini terjadi di tengah pandemi itu beda cerita. Pendampingan terhadap guru dalam proses pembelajaran jarak jauh merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Dian Anggi, seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) asal Purwakarta, yang merupakan tempat tinggal saya sehingga menarik untuk dikisahkan.Â
Dian memang mahasiswa yang hebat, bisa dibilang seperti itu, dengan jurusan kuliah Bahasa dan Sastra Inggris angkatan 2017. Asiknya lagi, kami satu kampus meskipun berbeda jurusan dan berbeda angkatan (saya adik tingkatnya). Saya mengambil Pendidikan IPS yang merupakan  pelajaran favorit saya sejak SMA.
Program tersebut ia jadikan sebagai sarana untuk mengabdikan diri terhadap sekolah tempat dimana ia belajar dulu, yaitu SD Negeri 1 Lebak Anyar yang terletak di Jl. Kapten Halim, Pasawahan, Purwakarta. Alumni untuk mengabdi, sebuah ungkapan yang tepat.
Pihak sekolah mengatakan bahwa di awal masa pandemi, sejumlah kelompok belajar dibuat untuk mendukung terlaksananya proses belajar-mengajar. Setiap harinya, guru bergantian mengunjungi kelompok belajar tersebut untuk menyampaikan materi pembelajaran. Hal tersebut tentu menjadi kendala tersendiri bagi guru karena mereka harus mencari rumah yang dijadikan sebagai tempat belajar kelompok.
Namun, semakin meningkatnya kasus Covid-19 di Purwakarta, maka kegiatan tersebut dihentikan sehingga kegiatan pembelajaran sepenuhnya dilakukan secara daring. Mengingat kondisi tersebut, maka pendampingan yang dilakukan baik oleh guru maupun orang tua tidak cukup untuk membantu murid sekolah dasar dalam melakukan proses pembelajaran jarak jauh. Sehingga, pendampingan dari pihak lain (dalam hal ini mahasiswa) sangat dibutuhkan.Â
Dian sendiri dalam pelaksanaanya membantu guru dalam hal penyediaan media pembelajaran yang inovatif dan penyusunan administrasi kelas. Selain itu, penguatan pembelajaran terhadap murid juga dilakukan sebagai upaya mendampingi guru dalam proses belajar-mengajar. Seperti halnya dalam memanfaatkan aplikasi WhatsApp dengan mengajar dalam grup kelas, misalnya mengajar matematika.