Minggu, 23 Oktober 2022. Mahasiswa Pertukaran Merdeka angkatan 2 Universitas Pendidikan Indonesia kembali berkesempatan untuk mengunjungi salah satu tempat yang bernama Kampung Adat Cireundeu. Kegiatan kali ini adalah mendengarkan penjelasan dari beberapa orang di balai desa Sunda wiwitan.
Di tengah keasrian Kampung adat Sunda Wiwitan, ada tentu balai menjelaskan adat sunda wiwitan memiliki ajaran Paseban Tri Panca Tunggal. Tri Panca Tunggal memiliki makna tersendiri, yaitu tri yang berarti tiga unsur rasa, budi dan pikir. Lalu panca yang diartikan lima indera manusia. Dan tunggal diartikan Tuhan Yang Maha Esa. Maka bila diartikan secara harfiah, Paseban Tri Panca Tunggal adalah tempat untuk mempersatukan tiga kehendak yaitu Cipta, Rasa, dan Karsa yang diwujudkan dalam sikap perilaku, lalu diterjemahkan melalui panca indera ketika mendengar, melihat, berbicara, bersikap, bertindak, dan melangkah, untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Tunggal. Paseban selain digunakan sebagai tempat berkumpul juga mempunya kesakralan diantaranya terletak pada pendopo, jinem (Panjinekan), Sri Manganti, Megamendung dan Dapur Ageung.
Setalah mendengarkan penjelasan dari pemandu tersebut. Kami diajak untuk mendaki ke Puncak Salam yang dimana pendakian ini kita bertelanjang kaki. Selama perjalanan mendaki puncak dengan kaki telanjang kami disuguhkan dengan pemandangan alam yang asri. Tidak lupa juga burung burung kecil bersuara dari langit sangat nyaman dan indah untuk di dengar dan dilihat pemandangannya.
Begitu banyak keunikan di kampung cireundeu. Salah satu hal yang menarik juga adalah kami di ajak hiking ke hutan dengan tidak menggunakan alas kaki dan tidak bisa menggunakan baju berwarna merah. Berjalan ke hutan dengan seorang pemandu menjelaskan arti setiap tempat yang kami lewati. Dengan menikmati keindahan alam yang begitu indah. hingga kami sampai ke puncak yang dinamakan puncak salam 903 MDPL.Â
Tidak hanya pemandangan alam saja yang indah ternyata makanannya juga unik sekali. Setiap warga kampung Sunda wiwitan mereka hanya makan dari bahan tanaman singkong dan diolah menjadi Rasi Singkong. Mulai turun temurun hal ini dilakukan setiap warganya. Sebuah keunikan yang tersendiri inilah membuat para pendatang sangat tertarik melirik kampung tersebut. Tak heran banyak pengunjung yang ingin berkesempatan datang menelusuri kampung adat Cirendeu tersebut.