Mohon tunggu...
Sofyan Utiarahman
Sofyan Utiarahman Mohon Tunggu... Guru - Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Sofyan Utiarahman. Pecinta aksara. Peselancar Media. Menulis dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menciptakan Suasana "Enjoy" Kepala Sekolah dengan Guru

23 Mei 2022   21:36 Diperbarui: 23 Mei 2022   21:40 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya bukan "superman". Saya adalah individu yang memiliki banyak kelemahan, (sambil berusaha mengatasi kelemahan tersebut). Tulisan ini tidak bertujuan riya' atau "dianggap". Saya (hanya) ingin membagi tips selama saya menjabat kepala sekolah:

  1. SD Negeri 04 Dulupi 2 bulan
  2. SDLB Paguyaman 6 bulan
  3. SD Negeri 06 Paguyaman 4 tahun
  4. SD Negeri 09 Paguyaman 4 bulan
  5. SD Negeri 01 Tilamuta (jalan) 2 tahun

Saya yakin, pembaca (kepala sekolah) juga memiliki pengalaman dan strategi kepemimpinan lebih banyak dan luas. Kita saling berkolaborasi tentang strategi kepemimpinan kepala sekolah. 

Tulisan ini  tidak mengutip pendapat para ahli tentang kepemimpinan, melainkan sekadar refleksi dari pengalaman saya selama menjabat kepala sekolah.

Saya sering mendengar langsung maupun menerima pesan, baik sms dan chat whatsapp, sebagai berikut: (Mohon maaf, tidak bermaksud negatif, ya?)

  1. "Pak, bagaimana cara meningkatkan kinerja mereka di sekolah yang saya pimpin?"
  2. "Pak, mereka tidak mendengar perintah saya."
  3. "Lebih baik saya mengerjakan pekerjaan sendiri, dibanding memerintah mereka."

Para kepala sekolah yang budiman! Anda diberi amanah sebagai kepala sekolah karena kemampuan Anda. Ulangi, kemampuan Anda dalam memimpin. 

Artinya, Anda memiliki kompetensi kepemimpinan terhadap guru-guru di sekolah. Jangan sampai kopetensi kepemimpinan anda lebih rendah dibanding  guru-guru Anda. 

Menurut saya, kompetensi kepemimpinan yang paling tinggi adalah sikap arif dan bijaksana. Arif dan bijaksana dalam memimpin artinya cerdik, pandai, berilmu, dalam memimpin dan selalu menggunakan akal budi setiap mengambil keputusan. Tidak mengutamakan "ego", dan  tidak "menonjolkan" diri sebagai kepala sekolah. He..he.

  1. Perhatikan dan penuhi kebutuhan guru dan tenaga kependidikan. Saya yakin bin yakin, tidak ada guru yang malas. Tidak ada guru yang tidak  mengajar. Mereka sadar terhadap tupoksi. Untuk mendukung agar mereka melaksanakan tupoksi, maka penuhi kebutuhan guru dalam mengajar. Sekali lagi, kebutuhan guru, bukan keinginan. Kebutuhan bukan saja hal yang bersifat benda tetapi juga nonbenda. Yang saya maksud dengan nonbenda adalah kemampuan guru dalam mengajarkan konsep materi kepada siswa, memilih strategi pembelajaran, alat peraga dan media pendidikan, merumuskan soal, membuat perangkat/modul ajar. Kepala sekolah harus berperan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kepala sekolah harus mampu membaca, memilih,  dan memilah mana yang termasuk kebutuhan guru. 
  2. Kenali lingkungan sekolah dan kepribadian guru anda. Pengalaman menjabat kepala sekolah, saya membutuhkan waktu paling lama satu bulan untuk melakukan hal ini. Sumber daya yang tersedia di sekolah, latar belakang sosial dan kemampuan ekonomi orang tua, dukungan komite sekolah dan masyarakat. Semua unsur tersebut yang akan membantu dan mendukung kepala sekolah dalam merumuskan dan mencapai tujuan. Dan yang tidak kalah penting adalah mengenali kepribadian guru. Khusus untuk kepribadian guru, maka perlakukan dia sesuai kepribadiannya untuk mencapai tujuan organisasi (sekolah). Kepala sekolah harus mencari strategi yang tepat kepada individu yang berbeda. Bersikap positif terhadap guru, karena mereka akan berinteraksi berdasarkan kepribadiannya. Luaskan pikiran dan lebarkan dada dalam menyikapi
  3. Jaga integritas dan idealisme. Kepala sekolah pasti memiliki idealisme untuk mengembangkan sekolah agar kompetensi lulusan tercapai. Lakukan inovasi. Berani salah, karena Anda telah berbuat. Yang tidak salah adalah yang tidak pernah berbuat. Berani keluar dari kotak masa lalu dan beradaptasi dengan dunia kini untuk menghadapi transformasi dunia yang akan datang. Berselancar di dunia maya dengan melahap sejuta ilmu. Berani dan berani. Jangan takut. Refleksi pengalaman akan datang kepada orang yang berani berbuat.
  4. Bangun komunikasi efektif. Hampir pada setiap waktu, saya menyampaikan kepada para guru, "Ibu Bapak. Semua yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah dan pembelajaran, silakan kita saling berkomunikasi. Jika sibuk, boleh via SMS, WA, atau tulis pada secarik kertas dan letakkan di atas meja kepala sekolah." Upaya membangun komunikasi yang efektif ini penting. Saya ulangi, komunikasi yang efektif. Kadang, melalui body language, kita bisa membaca ada sesuatu yang akan disampaikan guru. Maka kepala sekolah cepat tanggap dan menanyakan kepada guru tersebut. Hindari sikap acuh tak acuh kepada hal yang demikian.
  5. Terbuka dalam pengelolaan keuangan. Ini penting, bahkan sangat penting. Pada setiap momentum rapat, sisipkan acara untuk menyampaikan keuangan sekolah. Apabila anda mendapat dana selain dana BOS, sampaikan penggunaan keuangannya. Transparan alias terbuka. Guru akan merasa senang dan dihargai, apabila kepala sekolah beserta bendahara menyampaikan keadaan keuangan sekolah pada setiap pertemuan.
  6. Berbagi tugas dan peran. Apabila ada dua puluh empat guru di sekolah Anda, maka bagikan peran dan tanggungjawab kepada semua. Jangan hanya kepada guru tertentu saja.  Tentunya, peran yang diberikan berdasarkan kapabilitas guru bersangkutan. Hindari berpikir, bahwa guru tidak mampu melakukan pekerjaan yang akan kita berikan. Ulangi, hindari ya? Jika guru bersangkutan menjawab, tidak bisa atau tidak mampu, tanyakan, Anda tidak mampu pada hal apa? Berikan petunjuk dan motivasi. Katakan, Anda pasti bisa. Saya ulangi ya, tugas dan peran sesuai dengan kapabilitasnya.
  7. Dekati guru. Pernahkah Anda melihat guru yang duduk termenung? Atau bertopang dagu di ruang kelas? Atau menatap awan? He..he. Dekati guru tersebut. Ambil posisi duduk di sampingnya, seperti duduknya orang berteman, bukan berhadapan. Berbicaralah dengan mengolah kata yang mampu memancing kondisi hatinya. Berikan motivasi. Pasti akan tumbuh energi positif dari dalam dirinya.
  8. Hargai guru, sekecil apapun inovasinya. Guru yang berinovasi dan kreatif adalah modal. Hargai inovasi yang dilakukannya. Syukuri dan doakan. Berikan dukungan semaksimal mungkin. Katakan, "Apa yang bisa saya bantu untuk Anda?". Hindari tumbuhnya pemikiran dan sikap negatif atas inovasi dan kreativitas guru dalam mengembangkan sekolah. Misalnya, merasa tersaingi atau  perasaan sejenis.

Semoga tulisan ini menambah referensi strategi dan pengalaman anda, kepala sekolah yang memiliki banyak strategi dan pengalaman dalam memimpin. Alangkah lebih bijaksana, pengalaman Anda dibagikan melalui tulisan di kompasiana. Bagaimana caranya agar bisa menulis di kompasiana? Silakan berselancar dalam tulisan kompasianer sebagaimana telah dilansir di media Pojokata. Silakan klik di sini. 

# Sofyan utiarahman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun