Mohon tunggu...
Sofiya Lailaa
Sofiya Lailaa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Resensi Buku "Bintang Arasy"

19 Juni 2018   19:56 Diperbarui: 20 Juni 2018   10:24 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi generasi muda yang sedang dalam proses pembentukan jiwa kepemimpinan, buku fenomenal ini bisa menjadi bahan bacaan wajib. Penulis menulis buku ini karena dilatarbelakangi oleh rasa prihatin dan cemas yang mendalam atas kualitas pemimpin di Indonesia yang jauh dari nilai-nilai spiritual. Banyak pemimpin di masa sekarang yang berpikir pragmatis. 

Mereka tidak lagi berjuang untuk kepentingan kaum mustadhafin, tetapi untuk kepentingan pribadi dan golongan. Akhirnya banyak pejabat yang melakukan korupsi. Hal itu dikarenakan tidak ada lagi nilai-nilai ilahiyah dalam jiwa kepemimpinan mereka.

Menurut penulis, golongan yang pertama kali harus diberi edukasi tentang hal ini adalah golongan elite intelektual, yaitu mahasiswa. Mengapa mahasiswa? Karena karakter bangsa harus dibentuk sejak dini hingga sampai jenjang pendidikan tertinggi. Level formal pengajaran terakhir adalah perguruan tinggi. Pada saat inilah anak didik mengalami dinamika personal yang tinggi. 

Periode mahasiswa merupakan masa pembentukan profesionalisme keilmuan serta pencarian jati diri. Pada masa ini, dapat terbentuk jiwa independensi (hanief) atau pragmatis. Kampus merupakan pintu gerbang menuju kehidupan nyata. 

Kampus, melalui tiga dimensi Tridharma perguruan tingginya (pendidikan, penelitian, dan pengabdian) diharapkan dapat melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkarakter, cerdas, kreatif dan inovatif, dan mampu memenej berbagai sektor kehidupan bangsa.

Tetapi pada kenyataannya, kampus hanyalah sebuah penjara formal yang mengurung para mahasiswa dengan teori-teori belaka. Akibatnya, yang lahir dari kampus adalah intelektual yang mengalami disorientasi hidup yang pengetahuan dan skill-nya rendah. 

Kemampuan leadership dan moralitasnya pun juga lemah. Maka diperlukan wadah khusus yang dapat menempa mahasiswa hingga memiliki jiwa leadership tinggi. Salah satunya adalah dengan bergabung dengan organisasi ekstra kampus. Dalam buku ini, penulis menekankan pembahasan pada salah satu organisasi ekstra kampus, yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Dengan bahasa ilmiah, qurani, namun tetap mengalir indah dan mudah dipahami, penulis mencoba untuk menjelaskan makna filosofis (rasionalitas) dan gnostis (spiritualitas) dari tujuan Himpunan Mahasiswa Islam. Selain itu, penulis juga membahas bagaimana langkah-langkah agar  tujuan itu dapat dicapai (penjabaran tujuan, bentuk ideologi, tauladan nilai, langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan, model manajemen, dan gaya kepemimpinan yang diperlukan untuk mencapai cita-cita).

Untuk memahamkan tafsir tujuan HMI secara filosofis dan gnostis, penulis menggunakan delapan pendekatan ; analisis sejarah, analisis teks tujuan (rasional), analisis filosofis-sufistik (irfani), pendekatan ideologi yaitu Nilai-nilai Dasar Perjuangan, profil insan kamil, visioning dan operasionalisasi tujuan, manajemen berbasis tauhid, dan kepemimpinan berbasis tauhid.

Penulis menggambarkan secara gamblang dan didukung oleh dalili-dalil naqli serta analogi-analogi yang sesuai, bahwa kebaikan diibaratkan sebagai cahaya, dan keburukan diibaratkan sebagai kegelapan. Sosok insan kamil digambarkan sebagai bintang 'arasy. 

Dalam buku ini, penulis menjelaskan kualitas bintang 'arasy yang harus dimiliki oleh umat muslim agar bisa menjadi pemimpin yang berkualitas supaya dapat memajukan suatu negara. Karena kunci kemajuan suatu negara tidak bergantung pada letak geografis, sistem pemerintahan, atau bahkan kuantitas penduduk. Akan tetapi bergantung pada kualitas pemimpin dan rakyat, yang memiliki sifat adil dan ihsan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun