Mohon tunggu...
SofialWidad
SofialWidad Mohon Tunggu... Penulis - Latahzan innalloha ma'ana

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin Instagram : _sofialwidad

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jalan Kembali (Bumiku)

26 Mei 2021   11:09 Diperbarui: 26 Mei 2021   11:40 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kulihat bumi semakin jenuh saja. Serasa bumi  tak ingin lagi berpura-pura bersahabat dengan manusia, serasa bumi sudah muak dengan perlakuan manusia terhadapnya. Bumi sudah sampai pada masanya dia ingin beristirahat dan mungkin ingin berhenti saja. 

Manusia dengan segala ketamakannya telah melampaui batas-batas kewajaran yang seharusnya tak dilakukan di atas bumi. Manusia dengan segala nafsu besarnya membuatnya terbawa kedalam arus kehancurannya sendiri. Perbandingan manusia sadar dan tidak sadar makin hari manusia sadar serasa hampir punah.

Bumi dengan segala kejenuhannya.. banyak konflik yang terjadi diatasnya, banyak kehancuran yang merusaknya, banyak pengkhianatan yang dilakukan demi memuaskan nafsu dan keegoisan manusia yang berakibat kehancuran bumi ada didepan mata. Marah? Iya sangat marah bagi kita yang sadar bahwa bumi telah jenuh. 

Allah berfirman dalam Al--Qur'an Surah (Al-Baqarah (2):60) yang artinya : "Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di Bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya)." Pasti ada balasan disetiap pengrusakan di Bumi yang memiliki maksud memerangi Allah dan Rasulullah.

Dan Allah juga berfirman dalam Al-Qur'an Surah (Ar-Rum ayat 41-42) yang artinya; "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut desebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), "bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." Masihkah manusia tidak mau berpikir setiap tindakan yang dilakukannya akan dimintai pertanggung jawaban. Mari berubah lebih baik bersama-sama dan saling mengingatkan untuk kebaikan karena Surga begitu luas jika harus sendirian bukan?.

Setiap pagi datang angin yang sejuk menusuk tulang hanya di desa yang popohonan masih bisa dilihat dan petak sawah yang masih banyak di pinggir jalan-jalan besar. Hal ini sangat jarang kita temukan di perkotaan yang anginnya panas suasananya lessu dan membosankan membuat penghuninya kewalahan dan berlomba meninggikan bangunan dan memberikan fasilitas terlengkap didalamnya dengan pendingin ruangan serta pemanas suhu jika suasana dingin menerpa. Kota dengan penghasil limbah dan pencemaran yang tinggi membuat bumi semakin lessu dengan aktivitas keseharian manusia yang tidak lepas dari sifat konsumtifnya yang tinggi.

Terkadang aku berfikir jika sewaktu-waktu ada meteor yang ukurannya sangat besar jatuh menuju bumi apakah bumi masih akan mampu membentengi dirinya lagi? Sedangkan yang kita tahu saat ini keadaan lapisan ozon pelindung bumi semakin hari semakin menipis dan rusak dikarenakan pencemaran zat-zat kimia yang menguap terbawa udara yang berakibat pengrusakan lapisan ozon (pelindung bumi). Berfikir tidak? Itu ulah siapa? Dan siapa yang akan terkena dampak dari itu semua?. Jawabannya semua tau bahwa manusia yang menyebabkan semua itu terjadi dan yang akan menerima dampaknya juga manusia.

Hari ini panas sinar matahari sangatlah panas dirasa padahal masih pagi sekitar jam 08.00 WIB bukankah itu menandakan bahwa bumi semakin rapuh untuk melindungi penghuninya (manusia) dari sinar UV yang tidak baik untuk manusia itu adalah contoh kecil bagaimana bumi ingin sekali menyerah. Masihkah manusia peduli dengan keadaan bumi saat ini?

Apa sih yang aku bahas disini? Intinya hal sekecil apapun pengrusakan dibumi itu berasal dari ketidak sadaran dalam diri kita sendiri, tingginya keegoisan di dalam diri kita. 

Jika sempat mari kita kembali menanam pohon paling tidak mulailah dengan ruang lingkup yang terkecil contohnya pinggir jalan, halaman rumah, belakang rumah. "Rugi?", "ngapai, gak ada kerjaan banget!", "gak punya waktu!". jika pertanyaan seperti itu yang sempat terlintas dalam pikiranmu saat membaca artikel ini maka dirimu masih belum sadar pentingnya penghijauan untuk menyelamatkan bumi, penghijauan yang menghasilkan O2 (Oksigen) udara yang kau hirup sampai hari ini. Penghijauan yang menyelamatkanmu dari gas-gas beracun yang dihasilkan pabrik-pabrik yang tidak ramah lingkungan.

Mari berkaca pada negara-negara yang mengalami pencemaran udara terparah di dunia contoh negara Jepang, Cina, india dan sebagainya. Keadaan udara mereka tak sebagus negara Indonesia yang hari ini sejuknya masih bisa dirasakan warna langit masih bisa dilihat warna biru cerahnya.walau hari ini di Jakarta mulai menjadi kota yang jenuh akan polusinya. Kenapa hal itu bisa terjadi karena sedikitnya atau bahkan mulai tidak adanya penghijauan. Airnya pun sudah tercemar dan terkontaminasih oleh limbah pabrik yang notabennya tidak ramah terhadap lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun