Mohon tunggu...
SofialWidad
SofialWidad Mohon Tunggu... Penulis - Latahzan innalloha ma'ana

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin Instagram : _sofialwidad

Selanjutnya

Tutup

Money

Khazanah Literatur Ekonomi

17 November 2017   00:15 Diperbarui: 17 November 2017   00:22 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam kurun waktu yang cukup panjang, manusia memahami bahwa indikator dan syarat utama sebuah keberhasilan sangat ditentukan oleh kemampuan seseorang merespont hal-hal yang bersifat akademis.seperti, berhitung, berlogika,berbicara dan berpikir secara sistematis, dan semua hal tersebut sangatlah dibutuhkan dalam menjalankan dan mensukseskan perekonomian terutama perekonomian Indonesia. Sejarah ekonomi yang begitu panjangnya dan begitu rumitnya untuk menuju sistematika perekonomian yang baik dan sempurna, membuktikan banyak refrensi penelitian dan penilaian terhadap suatu aktifitas yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat.

Sehingga dari hal tersebut banyak menimbulkan berbagai perbedaan pemahaman dan pendapat dan tidak bisa dipungkiri dalam khazanah pemikiran ekonomi islam. Banyak tokoh bermunculan menawarkan gagasannya masing-masing dalam rangka menangani kebutuhan sistem ekonomi terutama ekonomi bercorak konvensional, di dalam salah satu buku yang penulis kutip dijelaskan bahwa "dunia seyogyanya mencari jalan ketiga dari pergumulan sistem kakap dunia yakni kapitalisme dan sosialisme, jalan ketiga tersebut.

Terdapat dalam konsepsi islam oleh karena itu, dengan kegagalan sistem kapitalisme dan mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan.maka, menjadi keniscayaan bagi umat manusia untuk merubah ekonomi kapitalisme menuju sistem ekonomi yang berkeadilan dan berketuhanan yang dalam hal itu tentu ekonomi islam patut untuk dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif dalam merealisasikan kesejahteraan manusia. Dalam perkembangan ekonomi islam, ekonom-ekonom muslim tidak menghadapi masalah perbedaan pendapat yang berarti." (Anthony Gidden.The Third Way)

Hal-hal yang disebutkan dalam buku tersebut banyak yang sesuai dengan ciri-ciri sistem perekonomian yang dianut dalam corak sistem perekonomian Indonesia yang beraliran sistem ekonomi pancasila.tetapi sampai saat ini, pemikiran ekonom-ekonom muslim dapat kita klasifikasikan setidaknya menjadi tiga mazhab, bukan hanya dalam keyakinan yang memiliki aliran-aliran yang berbeda tetapi dalam pemahaman dunia perekonomian juga terdapat mazhab (aliran) yang berbeda-beda.

Salah satunya menjadi pokok pembahasan utama dalam artikel ini. Yaitu mazhab Iqtishaduna, pendefinisian singkat dari mazhab ini adalah "suatu mazhab yang memberikan konstribusi pemikirannya mengenai ekonomi konvensional dan ekonomi islam yang berlandaskan pada Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Secara bahasa, Iqtishaduna berasal dari bahasa arab yaitu qasd dan secara harfiah berarti ekuilibrium yaitu keadaan sama, seimbang atau pertengahan. Ini berarti mazhab Iqtishaduna adalah mazhab yang mencari jalan keluar antara ekonomi konvensional dan ekonomi islam untuk mencapai keseimbangan sistem kehidupan." (jurnal.aliran perekonomian dunia.hlm 3)

mazhab Iqtishaduna sekilas mengemukakan bahwa permasalahan ekonomi itu muncul karena ketidak merataan pemanfaatan sumberdaya yang ada dan yang disebabkan karena adanya eksploitasi dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah.permasalah ekonomi juga muncul karena adanya keinginan manusia yang tidak terbatas, sedangkan sumberdaya yang tersedia terbatas.

Mazhab Iqtishaduna menolak hal ini karena dalam islam tidak pernah dikenal adanya sumber daya yang terbatas. Tokoh yang paling terkenal dalam pemikiran mazhab Iqtishaduna ini salah satunya Muhammad Baqir As-Sadr karya yang paling terkenal dari beliau adalah buku yang berjudul falsafatuna dan Iqtishaduna itu sendiri yang merupakan karya besar dari beliau.

Muhammad Baqir As-Sadr berpendapat bahwa "permasalahan ekonomi muncul dikarenakan oleh dua faktor, pertama karena perilaku manusia yang melakukan kezaliman kedua karena mengingkari nikmat Allah SWT. Yang dimaksud zhalim disini adalah proses kecurangan seperti halnya penimbunan sedangkan yang dimaksud ingkar adalah manusia cenderung menafikan nikmat Allah. "dari sekilas pehaman yang diulas dari pendapat salah satu tokoh mazhab Iqtishaduna ini mendoktrin kita kepada doktrin ekonomi yang mana dalam sebuah masyarakat pada dasarnya menunjukkan cara atau metode yang dipilib dan diikuti masyarakat tersebut dalam kehidupan ekonominya serta dalam memecahkan setiap problem praktis yang dihadapinya.

Doktrin ekonomi sangat penting bagi sebagian banyak orang, diantaranya banyak orang yang meyakini bahwa lingkup doktrin ekonomi hanya sekitar distribusi kekayaan dan tidak ada hubungannya dengan produksi, karena hukum-hukum ilmiahlah yang berlaku dalam proses produksi, Sementara doktrin ekonomi ialah seninya distribusi kekayaan. Maka dari itu ilmu ekonomi sangat berbeda dengan doktrin ekonomi.

Dalam teori mazhab Iqtishaduna ini terdapat sisi negatif dan sisi positifnya di dalam buku yang penulis baca disana disebutkan sisi negatifnya diantaranya "sisi ini berpegang pada keyakinan akan ketiadaan kepemilikan dan hak-hak privat yang primer berkenaan dengan kekayaan akan mentah, bila tiada kerja yang terlibat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun