Pagi hari yang kelabu dan hujan turun dengan sangat deras.  Seorang lelaki  berjalan meski tubuhnya basah kuyup.
Jembatan Nanjing (Nangking) Â menjulang tinggi di atas sungai Yangtze kiang di Cina.
Lelaki itu bernama Chen, bekerja memperhatikan kalau ada orang yang yang putus asa  melompat ke bawah jembatan.
Air berputar putar dahsyat di bawah jembatan . Besi dan hamparan logam sepanjang 3 km kokoh.
Kali ini, seorang gadis cantik, usianya masih muda. Mungkin 22 atau 23 tahun .Gadis itu berdiri di atas jembatan , ia menangis dan pastinya berpikir untuk melompat kebawah .
Chen berbicara sedikit, menghiburnya. Cukup lama untuk meyakinkan gadis itu untuk tidak mengambil keputusan nekad. Sang gadis berkata.
" Apa gunanya aku hidup? Pacarku meninggalkan aku, tidak punya pekerjaan. Hidup ini tidak adil, " gadis itu berteriak.
Chen membujuk lagi. dengan puitis, ia meletakan Setangkai bunga  di Jembatan itu dibawah sang gadis.
Setelah cukup lama, Chen  berhenti untuk berbicara ketika wanita itu turun dan Chen  mungkin secara tidak sengaja telah menyelamatkan nyawa gadis itu.
 Jembatan Nanking 13 Desember 1937 disebut jembatan terkutuk tapi indah.
Jepang mulai menduduki Kota Nanking atau disebut Nanjing--, yang kala itu menjadi Ibu Kota China.