Mohon tunggu...
Sofiyya Zhanzabila
Sofiyya Zhanzabila Mohon Tunggu... -

Love, Laugh, Learn, and Leap!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tulisan Sehabis Nonton Film 99 Cahaya di Langit Eropa Part II

19 Maret 2014   01:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:46 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2 Hfft...akhirnya nyampe juga di hari Minggu. Rasanya semester ini perkuliahan padat banget, sampai-sampai hari Minggu lalu jadi korban kuliah juga. Belum lagi tugas yang bejibun harus dikerjain malam harinya. Meskipun begitu, Alhamdulillah malam Jumat kemaren aku sempat (nyempat-nyempatin diri) nonton lanjutan film 99 Cahaya di Langit Eropa yang sejujurnya sangat kutunggu. Setelah kuliah plus praktikum 10 jam 50 menit, aku dan ketiga teman kosan buru-buru pulang, ganti baju, dan meluncur ke Bogor Trade Mall—kira-kira saat itu udah jam 17.50. Shalat udah direncanain di Mall aja, kan nantinya juga bakal menunggu beberapa puluh menit (jam tayang 18.40). Maaf juga aku baru sempat review sekarang, karena jujur aja i have no many times to writing lately. Baru buka laptop aja biasanya udah ngantuk. Dan sekarang, Alhamdulillah praktikum selesai jam 12.30 tadi, selanjutnya aku bisa istirahat. So, sebelum tidur siang, akan lebih baik kalau aku tulis reviewfilm keren yang satu ini. Apa kabar wahai para tokoh? Sebelum kita bahas satu-persatu, aku mau bilang kalau aku suka dengan dialog yang dibangun oleh semua tokohnya, lucu, bermakna, dan terkadang menyentuh. Sukaaa.....banget! Romantisme antara Rangga dan Hanum diperlihatkan habis-habisan dalam film ini. Terlebih ketika hari ulang tahun Hanum, duuhhh...Rangga itu so sweet sekali. Jujur nih, aku dan ketiga temanku sampai-sampai nge-fans sama Abimana akibat film ini. Kesabarannya itu lho, patut diacungi jempol. Seandainya semua laki-laki memiliki kesabaran seperti itu, ketika sang istri marah, bukannya balik marah, tapi memilih diam dan pergi. Dia tahu, kemarahan nggak semestinya dihentikan dengan kemarahan, meskipun ia tidak bersalah sama sekali, meskipun tuduhan istrinya tidak benar. Acung jempol buat Mas Rangga yang asli dan buat Mas Abimana yang sukses aktingnya! Mirip juga ya ternyata! Berikut ini video ucapan selamat ulang tahun dari Rangga asli untuk Hanum asli! Nggak kalah sweet, lho!

Kehidupan kampus Rangga yang menarik semakin membuat film ini berwarna. Siapa lagi kalau bukan Stevan, Khan, dan Maarja. Perkelahian, perdebatan, cinta, dan dialog-dialog logis antara Stevan-Rangga ditampilkan dengan begitu memesona. Di part 2 ini kita juga mengetahui bagaimana kehidupan Khan yang sebenarnya, tentang ayahnya yang menurutku begitu menginspirasi. Kangen nggak dengan mereka? kisahnya lebih seru, lho! One of best scenes! Bagaimana dengan Stevan? Jujur dia menjadi lebih menyebalkan, tapi selalu berhasil bikin isi bioskop ngakak. Ekspresinya itu lho yang bikin keki. Akhir cerita antara Stevan-Khan membuat hatiku rintik-rintik sendiri. sampai-sampai Stevan mau ikut ke Pakistan segala. Maarja? Jujur nih, Marissa cantik bangeeettt dalam film ini. Kelihatan banget bulenya—mungkin karena pakaian dan gayanya. Pokoknya beda banget sama Marissa yang sering nongol bawain infotainment. Sifatnya dia ya gitu deh, merayu-rayu dan tebar pesona, walaupun sebenarnya dia baik kok. Fatma? Hoho...sayang sekali hanya nongol dikit di ujung film. Padahal aku yakin 100 persen, kebanyakan penonton yang udah nonton part 1 pasti kangen berat sama Fatma. Eh, dia makin cantik, lhoo... Pakaian ala Turkinya—terutama hijab—pas banget. Sama yang ini pasti lebih kangen, kan? Masihkah ada latar yang menakjubkan? Wah, jangan ditanya. Daun-daun oranye berguguran yang sesekali ditampilkan—scene di Wina, itu menurutku membawa suasana yang gimana gitu. Apalagi saat Hanum dan Rangga memasuki Mezquita di Cordoba, aku sampai nangis. Musiknya sungguh menyayat-nyayat hati. Subhanallah indahnya Mezquita dengan ribuan pilar dan langit-langitnya yang dipenuhi ukiran. Semua itu hasil karya muslim berabad-abad lalu, ketika teknologi belum maju seperti sekarang. Sayangnya, bangunan yang dibangun dengan susah payah oleh nenek moyang kita itu sudah berubah fungsi menjadi katedral. Kalau mengingat itu, aku jadi pengen nangis lagi. Turki? Yaa...scene di Turki adalah salah satu scene yang paling kutunggu-tunggu. Sayang sekali scene-nya sangat singkat. Tapi jangan kecewa dulu, karena nanti kamu bakal melihat Istanbul benar-benar seperti di depan matamu. Sangat dekat, aku bahkan bisa merasakan atmosfernya. Scenes di Istanbul Makkah? Kota Cahaya ini juga muncul di scene paling akhir. Subhanallah merinding sekali dengan scene brilian yang ditampilkan. Sungguh, akhir film ini akan membuatmu merindukan Baitullah. Apa yang kurang? Hm...apa, ya? Menurutku sih akan lebih keren kalau dialog antara Rangga-Hanum dan tour guide di Mezquita dibuat juga scene-nya. Karena dialog mereka—seperti yang ada dalam novel—itu sangat membuka wawasan. Sayang aja kalau penonton yang belum baca bukunya nggak tahu tentang informasi-informasi yang disampaikan sang guide. Yang kedua, scene di Turki seharusnya sedikit lebih panjang. Sayang sekali kalau tidak ada scene di dalam Blue Mosque dan Topkapi. Di dalam film, hanya ditampilkan area dalam Hagia Sophia dan Grand Bazar. Padahal, nggak ada salahnya kalau ada fast shoot di area Galata Tower, terus menyusuri Istiklal Caddesi, hingga ke Taksim Square. Bisa juga ditambah dengan shoot pada wanita-wanita muda Turki dengan gaya hijabnya yang khas. Pasti lebih keren! Kejutan? Ooo....so sweet! Ya, ya, ya...ada kejutan lho buat kamu-kamu di ujung film ini. Pokoknya bagi kamu yang nge-fans sama Fatma, bakal seneng banget. Atau kamu adalah salah satu yang nge-fans sama Stevan? Tunggu aja di akhir film, you will see something! Finally! Ayooo buruan nonton bagi yang belum nonton. Jangan hanya nunggu kasetnya keluar, sayang banget. Karena Eropa terasa semakin dekat denganmu, kalau kamu nontonnya di bioskop. Aduh, jadi promosi. Maklum aku ini terkenal di kalangan teman-teman sebagai tukang promosi sukses. Contohnya saat aku promosi kosmetik yang aku pakai (kebetulan aku pakai wardah), sekarang mereka pada beralih ke wardah! Makanya mending nonton gih weekend ini, ajak keluarga dan teman-teman. Aku hanya merekomendasikan aja (kesannya maksa tau!). hehe, sayang aja kalau teman-teman sampai melewatkan film sebagus ini. Oke deh, waktu tidur siangku nggak boleh tersita, nih. Soalnya sulit banget ngedapetin jam tidur siang di hari-hari lain. Thank for reading, guys! Visit my own blog: sofia-zhanzabila.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun