Mohon tunggu...
Souperi
Souperi Mohon Tunggu... Buruh - Abc

123

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alam yang Indah

3 Agustus 2019   20:55 Diperbarui: 3 Agustus 2019   21:01 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sore itu Aku termenung memandang hamparan sawah dan pegunungan didepan rumah. Hamparan sawah yang luas dipenuhi padi yang mulai menguning, disebelah selatan terbujur pegunungan dari timur ke barat. 

Pegunungan itu dipenuhi pepohonan ada yang lebat nan hijau, ada yang tinggal ranting daunnya berguguran yang saat itu kebetulan musimnya kemarau.  

Suasana sore itu ini dilengkapi dengan suara burung yang berkicau nan merdu, disuguhi atraksi kumpulan kera  yang sedang berdiskusi untuk mencari tempat istirahat. Suasana demikian terjadi hampir setiap sore hari ketika matahari mulai mendekati gunung sebelah barat. 

Semilirnya angin sepoi-sepoi menyambut gemuruhnya suara binatang dan pepohonan. Wah memang indah "pikirku". Ketika matahari tenggelam, semua berubah menjadi gelap gulita. 

Keindahan yang tadi tercipta berubah menjadi sunyi, namun tak lama langit tampak cerah, gemerlapnya bintang -bintang menghiasi langit yang sangat luar biasa indahya. hiburan malam pun mulai tampil cek, cek, cek dan krik, krik,krik terkadang bergantian cek, krik,cek,krik seperti suara kamera yang sedang mengambil gambar. 

Dan tidak disangka suara itu adalah suara cicak dan suara jangkrik pikirku sambil tersenyum "wah binatang pun  juga sudah mulai menyesuaikan dengan perkembangan Revolusi Industri ". Aku mulai berfikir apakah ini yang dinamakan alam. Saya pernah membaca firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat An-Nazi'at ayat 27 hingga 33. 

"Apakah penciptaanmu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya? Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya (terang benderang). Dan setelah itu bumi Dia hamparkan, darinya Dia pancarkan mata air dan (ditumbuhkan) tumbuhan-tumbuhannya, dan gunung-gunung. Dia pancangkan dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu". (Qs. An-Nazi'at: 27-33). 

Dari Ayat diatas terdapat pelajaran yang sangat luar biasa  Allah Maha Pencipta segala sesuatu, sungguh tidak ada batas kekuasaan-Nya. Bersyukur merupakan hal yang harus ditanamkam didalam hati.  Bersyukur dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT dan selalu menyayangi kepada seluruh alam dan makhluk disekitar. Aku membayangkan jika keindahan-keindahan alam itu sudah tak ada lagi, maka bagaimanakah yang akan terjadi dengan alam ini.  "Sayangilah Alamu seperti menyayangi dirimu"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun