Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Dari Pesona Fashion ke Pesona Toyota Sienta

5 Desember 2016   16:55 Diperbarui: 6 Desember 2016   06:44 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat rekan-rekan Kompasianer saya paksa untuk bersedia menjadi model (Gbr: Zulfikar Akbar)

Berada di acara yang berhubungan dengan busana benar-benar membawa saya terasa berada di dunia lain. Itulah yang saya rasakan saat menghadiri acara berlabel All New Sienta Pop Up Play Ground: Unlock Your Weekend Fashion Bazaar, Sabtu (3/12).     

Ya, itu pengakuan jujur saya sebagai laki-laki yang sehari-hari hanya gemar mengenakan kaos, terbilang buta dunia fashion, dan gagap dengan perkembangan model pakaian.

Bagaimana tidak, sebagai kuli media, sehari-hari saya hanya mengandalkan kaos yang seringnya berwarna monoton; gelap. Ya, warna hitam masih menjadi warna favorit dari zaman dahulu kala hingga kini—wahbahasa saya agak beraroma buku dongeng tempo dulu.

Padahal saya tahu sih,kegemaran saya pada warna hitam itu tak membantu saya untuk mencegah uban tumbuh kian banyak. Tapi, begitulah adanya. Saking gemar warna hitam, setelah di pekan sebelumnya di Bekasi (juga acara All New Sienta) saya mengenakan kaos warna hitam, menjelang ke acara di Alam Sutra, Tangerang pun hampir saja saya kenakan kaos berwarna itu lagi.

Jika itu terjadi, tentu saja “aib” saya yang monoton dalam pilihan warna dan buta dunia fashion akan sangat terlihat. Jadi, aib itu agak saya tutupilah, karena sebelum berangkat sempat berkonsultasi lebih dulu dengan konsultan fashion yang saya rekrut lewat surat nikah. Eh, maksudnya, bertanya ke istri saya.

Jadi, istrilah yang berperan memberi saran, terlebih ini akan nongol ke acara beraroma fashion, untuk saya mendapatkan ide pakaian apa yang layak saya kenakan. Walaupun lagi-lagi tetap saja hanya kaos, agak berbeda sedikit hanya karena berkerah.

Sumpah. Pilihan itu keluar dari kebiasaan saya sehari-hari yang gemar dengan kaos polos, untuk meyakinkan dunia bahwa saya ini pria yang masih polos, duh! –adakah isi dunia yang percaya ini?

Tapi memang, sekali lagi, begitulah adanya.

Jadi, saya berangkatlah ke lokasi acara, dengan titik kumpul di Bentara Budaya Jakarta. Terlihat, memang lebih banyak peserta dari kalangan kompasianerperempuan, dan hampir saja saya ingin meniru Ivan Gunawan yang menjadi desainer pakaian itu. Coba Anda bayangkan jika saya meniru Ivan dan terus berlanjut dengan gayanya, siapa yang akan bertanggung jawab atas komplain istri saya nantinya? Lho.

Lagi, begitulah adanya. Sedikitnya, karena alasan itu juga saya memilih duduk saja dengan teman senior, Mochamad Syafei, guru SMP 135 Jakarta.

Beliau guru, sedangkan saya hanya mantan mahasiswa fakultas keguruan yang memilih jalan berbeda—memilih bekerja di dunia media. Tapi di situlah obrolan kami berlangsung sepanjang jalan kenangan (meniru bahasa sebuah lagu lama).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun