"Jika Anda terlahir di tengah keluarga miskin, itu bukan kesalahan Anda. Namun jika sampai Anda mati dalam keadaan miskin, barulah itu kesalahan Anda."
Itu bukan kata-kata saya. Itu kata-kata milik salah satu orang kaya dunia, Bill Gates. Menanggapi kata-kata itu, memang ada juga yang saking terlalu sensitif, malah tersinggung.
Alih-alih merenung, ada yang merespons pandangan bos Microsoft itu dengan cara nyelekit, "Lu pikir uang dan kekayaan itu adalah segalanya?"
Untungnya Bill Gates bukan orang gampang sewot.
Padahal, kalau saja dia jengkel, bisa saja dia balik omelin, "Nah, ini ... walaupun uang dan kekayaan bukan segalanya, tapi bisa bikin Anda tidak cepat tersinggung begini."
Makanya, ada anekdot alias lelucon yang bilang, bahwa orang bisa gampang tersinggung cuma karena dua hal; lapar dan nggak punya uang.
Kupikir-pikir iya juga. Jangan jauh-jauh ngatain orang, saat aku sendiri bergaji di bawah lima juta per bulan, sebagai contoh, cenderung naik darah lebih cepat.
Entah karena pernah mengalami kejadian serupa, maka lahirlah guyonan lainnya yang pernah membantu saya bisa menertawakan diri sendiri. "Gaji seperti menstruasi. Datangnya cuma sekali dalam sebulan. Habisnya cuma dalam sepekan."
Tentunya itu tidak melulu karena kesalahan tempat kita bekerja. Bukan juga kesalahan siapa-siapa. Cuma kita sendiri terbiasa manja.
Sudah tahu tidak cukup dengan satu sumber mata pencaharian, kenapa tidak mencari tambahan penghasilan? Â
Setidaknya ini juga kubilang saat menunjuk jidat sendiri, ketika pernah berada dalam kondisi di mana menjelang akhir bulan cuma bisa lirik kiri kanan, "Ke mana bisa mencari pinjaman?"