Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Semestinya Prabowo Berguru kepada SBY

20 November 2018   16:06 Diperbarui: 20 November 2018   16:12 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meski berada di kubu Prabowo, SBY bisa berperan selayaknya bapak bangsa - Foto: Kompas.com

Di luar petahana, hanya Soeharto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang belakangan markin banyak dibicarakan. Maklum, dari semua presiden yang pernah ada, memang dua nama inilah yang selama ini menduduki rekor pertama dan kedua terlama berkuasa. Selebihnya, karena keduanya memiliki anak-anak yang sama-sama militan meneruskan ide-ide sang ayah masing-masing.

Menariknya lagi, baik keluarga Pak Harto dan Pak SBY sama-sama memilih berdiri di belakang Prabowo Subianto. Jika keluarga Pak Harto rajin menggaungkan bahwa Prabowo paling meyakinkan mengembalikan kejayaan Orde Baru, sedangkan keluarga Pak SBY masih sering dituding tidak memiliki kejelasan apa sebenarnya yang mereka mau.

Sekilas, jika melihat dari komposisi kekuatan, jelas kekuatan keluarga Pak Harto jauh lebih kuat di dalam kubu Prabowo. Selain calon presiden ini sendiri adalah mantan menantu Pak Harto, namun keluarga besar presiden kedua tersebut sama sekali tak memiliki sikap permusuhan terhadapnya. Alhasil, di sini keluarga SBY sulit untuk dapat keluar dari bayang-bayang keluarga Pak Harto.

Sedikitnya, ini juga yang membuat SBY dalam posisi sulit. Dalam arti, apakah ia harus menyerah saja membiarkan ruh Pak Harto lewat keluarganya lebih mewarnai kubu tersebut, atau mencari cara agar pamornya tak meredup oleh kekuatan yang memang pernah menguasai negeri ini hingga 32 tahun.

Sebab mau tak mau, jika menghitung-hitung pengaruh, akan sulit bagi seorang SBY untuk dapat lebih mewarnai kubu itu. Sebab loyalitas Prabowo dan lingkarannya terhadap Orde Baru terbilang masih sangat tinggi. Apalagi Prabowo sendiri di masa lalu terkenal telah mempertaruhkan karier demi menyelamatkan nama Orde Baru. Sementara di sisi lain, Prabowo dan SBY sendiri pernah terlibat rivalitas yang terbilang sengit.

Sejarah rivalitas Prabowo dan SBY sekilas memang terkesan sudah dilupakan oleh masing-masing. Terlebih mereka sebagai politisi sama-sama memiliki kemampuan dalam menyembunyikan cerita masa lalu. Tiap kali melihat foto kebersamaan mereka, terkesan bahwa semua baik-baik saja.

Namun jika menilik berita demi berita dan cerita demi cerita, memang banyak berita dan cerita yang beraroma sengketa antara mereka.

Teranyar, ketika SBY bersuara dan terkesan mendamprat capres yang berasal dari Partai Gerindra tersebut. Satu sisi ini memang rentan ditangkap sebagai "pembangkangan" dari seorang mantan presiden terhadap seorang calon presiden yang turut diusungnya. Bisa begitu karena lagi-lagi karena ekses latar belakang sejarah keduanya sejak masih akademi hingga sama-sama menyandang status jenderal sampai berstatus mantan serdadu.

Apalagi sebagai bekas serdadu, SBY memang memiliki jalan lebih mulus dan anak tangga dihadapi pun terbilang lebih terang. Tidak heran jika pandangannya terbilang lebih jelas.

Lihat saja bagaimana ia menjabat posisi-posisi strategis sejak di ketentaraan hingga menjadi menteri dan mendirikan partai hingga terpilih jadi presiden. Langkah-langkah diambilnya mesti diakui jauh lebih jelas dibandingkan Prabowo yang hingga kini masih berambisi menjawab rasa penasaran untuk dapat meraih posisi sebagai presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun