Mohon tunggu...
Shinta dewi
Shinta dewi Mohon Tunggu... Pustakawan - Mahasiswa UIN SU Jurusan ilmu perpustakaan

UINSU

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekolah Masih Tutup, Ini Kata Ketua SAMURAI Abdul Salim

15 September 2020   20:13 Diperbarui: 15 September 2020   20:28 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sergai- Berkaitan dengan Wabah yang melanda negeri ini, sudah lebih setengah tahun pembelajaran di ruang sekolah di non-aktifkan di Kabupaten Serdang Bedagai.

Kita sadari bersama bahwa usaha pemutusan mata rantai dan strategi mengurangi penyebaran virus perlu terus diterapkan agar bisa memutus rantai penularan Covid-19. Secara konkret, langkah pengurangan penyebaran dapat dilakukan dengan berbagai cara yang saling berkaitan, mulai dari pengetesan, isolasi, karantina, penelusuran kontak, identifikasi kontak, dan yqng sering terdengar di masyarakat mencejah penularan covid 19 adalah dengan melakukan perilaku jaga jarak, mungkin ini salah satu alasan kuat mengapa sekolah harus ditutup.

Namun fakta diluar sekolah memberikan hidangan dan perasaan yang membingungkan bagi pandangan mata , dimana keramaian masih banyak kita temukan, bahkan keramaian itu ada yang sengaja di ciptakan dengan dalih berbagai alasan kegiatan.

Dalam hal ini Abdul Salim Selaku Ketua SAMURAI mengatakan kepada awak media "Menjaga jarak sebagai alasan penutupan sekolah sudah tidak bisa diterima oleh logika, hal ini didasari pada kenyataan masih banyaknya kerumunan dan keramaian diberbagai tempat.

"Kita bisa melihat di pinggiran jalan, di pasar, diberbagai kegiatan, anak anak usia sekolah ataupun mereka yang sudah lanjut usia berkumpul dengan jumlah yang cukup besar"

Ia juga menambahkan bahwa penutupan sekolah berpotensi untuk menimbulkan problematika baru di tengah kehidupan masyarakat, tidak melakukan pembelajaran sama saja dengan membiarkan anak anak bangsa untuk menutup kesempatan untuk menambah kecerdasan individu, termasuk didalamnya lahirnya masyarakat miskin baru serta terbengkalainya pekerjaan orang tua karna harus lebih banyak waktu mengurus anak.

Salah satu contoh potensi lahirnya masyarakat miskin baru akibat penutupan sekolah misalnya adalah mereka yang biasanya mencari pemasukan dari kantin sekolah, tentu dengan ditutupnya sekolah maka penghasilannya akan ikut serta tertutup.

Maka saya selaku salah satu individu yang ikut dalam mewujudkan tujuan Negara Indonesia mencerdaskan kehidupan bangsa, ini tercantum didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Indonesia 1945, mempertanyakan masih adakah alasan yang logis untuk menutup sekolah?

Bukankah sebaiknya sekolah tetap dibuka dengan menyediakan protokol kesehatan yang maksimal disekolah? Sehingga persoalan kesehatan, pendidikan dan persoalan ekonomi sama sama terselesaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun